Semua Bab Sang Penguasa Elemental: Bab 161 - Bab 170

Langit Zenthara masih diliputi kabut kelabu. Tak ada suara, tak ada gerakan. Hanya keheningan yang menggantung di antara partikel-partikel kesadaran yang mengambang, seperti dunia itu sendiri sedang menunduk dalam duka. Axel duduk sendiri di tepi jurang energi. Luka di dadanya telah dibungkus oleh jaringan kristal pemulih, namun luka di dalam hatinya tak bisa sembuh semudah itu. Ia memandang ke bawah, ke dalam kekosongan kabut yang telah merenggut Lilian... dan Evelyn. "Aku gagal... Aku lemah... Aku tak berguna..." Tangannya mengepal, tubuhnya berguncang pelan. "Tristan sudah memberiku peringatan untuk lebih memperhatikan mereka. Aku sudah tahu ini bukan sekadar planet... ini ujian jiwa. Tapi aku tetap saja lengah, hingga kehilangan mereka. Lilian... Evelyn... maafkan aku yang tak mampu melindungi kalian." Ia memejamkan mata. Dalam benaknya, terngiang suara Alex... sang pendahulu, yang telah mempercayakan Lilian, Evelyn, dan seluruh bangsa Orion padanya. Bahkan kekuatan Alex

Kabut Zenthara kembali bergemuruh. Aolenric-Lerion Prime melayang rendah di atas kawah spiritual yang menjadi pusat dimensi bawah sadar. Axel dan kesebelas istrinya berdiri tegak dalam formasi siaga penuh. Luka belum sembuh, tenaga belum pulih, tapi waktu tak lagi memberi jeda. Zer’Vareth telah ditemukan. Sosok kristal bercahaya delapan lengan itu berdiri di atas altar kabut, mengapit dua entitas mengerikan: Echo Reverser dan Ra’thar. Di sisi lain, tubuh Evelyn berdiri tegap dengan aura kehampaan menyelubungi, matanya bukan lagi milik dirinya. Vel Seraph telah mengambil alih sepenuhnya. “Selamat datang, para pecinta cahaya...,” gumam Zer’Vareth, suaranya menggema dalam jiwa mereka. “Kalian datang... untuk berlutut.” Axel melangkah maju. “Kami datang... untuk merebut kembali mereka yang merupakan bagian dari kami.” ... Tanpa peringatan, pertarungan pecah. Axel melesat dengan kecepatan tinggi, menyelubungi tinjunya dengan Plasma Graviton Burst. Zer’Vareth menahan serangan it

Zenthara... bergetar. Gumpalan awan kristal di langit tercabik oleh pusaran cahaya yang muncul dari tengah kehampaan. Semua yang masih berdiri di medan perang menghentikan langkah mereka. Bahkan Vel Seraph, yang telah menyatu dengan tubuh Evelyn, membeku. Sebab... ada sesuatu yang bangkit. Seseorang... Dari tengah pusaran retakan dimensi, tubuh Lilian kini berdiri dalam pelukan cahaya biru keperakan. Rambut panjangnya telah berubah menjadi lembaran cahaya mengalir yang terus menari perlahan, menghembuskan gelombang energi murni ke seluruh penjuru dimensi. Matanya terbuka penuh, dua bintang biru terang membakar lembut di sana... dan dari kulitnya, pola-pola sigil bercahaya muncul perlahan, mengelilingi tubuhnya seperti lukisan surgawi. Cahaya yang menyelubunginya... berwarna abu-abu muda transparan, suatu bentuk langka dari resonansi spiritual tingkat tinggi, indikasi energi tingkat delapan awal. Energi ini... hanya bisa dicapai oleh mereka yang berhasil meleburkan trauma,

Langit Zenthara koyak. Dunia seakan tercekik oleh tekanan dimensi yang tak mampu dipahami. Retakan spasial membelah langit, membentuk formasi seperti jaring-jaring kristal yang mengunci realitas. Zer’Vareth berdiri di pusat altar kristal yang kini berubah menjadi singgasana dimensi. Delapan lengan bercahaya kini menyatu membentuk simbol terlarang, Segel Pemecah Diri. "Kalian pikir ini akhir dari segalanya?" desisnya, darah kristal menetes dari matanya. "Maka biarlah kalian saksikan kebangkitan dari... Refraksi Dimensi Final." Kaboom. Ledakan cahaya melanda seluruh penjuru Zenthara. Dari dalam retakan dimensi, tiga puluh sosok muncul: sepuluh duplikat Echo Reverser, sepuluh Ra’thar, dan sepuluh Vel Seraph. Namun mereka bukanlah salinan biasa. Setiap versi memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dari aslinya. Mata mereka menyala dengan api dimensi yang melelehkan waktu. Aura mereka mengguncang keseimbangan energi seluruh planet. "Aku mempersembahkan jiwaku sendiri," ujar Ze

Namun Ternyata retakan dimensi belum berhenti. Meskipun Tiga Puluh Iblis Dimensi telah lenyap, langit Zenthara masih berdarah. Altar Kristal tak runtuh... justru semakin membesar, menjelma menjadi Menara Final, menjulang hingga ke batas langit, menyatu dengan lapisan dimensi terluar. Di puncaknya... berdiri Zer’Vareth dalam bentuk barunya. Bukan lagi sekadar makhluk, melainkan Manifestasi Dimensi Abadi. ... Tubuhnya kini tersusun dari prisma dimensi. Delapan lengan mengambang dalam gravitasi terbalik, seolah-olah ia telah melampaui ruang dan waktu. “Jika kalian ingin menghapusku...” Suara Zer’Vareth menggema di setiap sudut kenyataan, "maka hancurkan aku pada tingkat realitas tertinggi. Tapi ingat, menyentuhku berarti melawan fondasi semesta itu sendiri.” ... Axel berdiri di ujung jurang dimensi. Tubuhnya sudah terlapisi retakan-retakan halus. Waktu di sekitarnya tidak berjalan stabil, kadang terhenti, kadang terulang. Lilian menggenggam tangannya. “Kita