All Chapters of Mendadak di Pelaminan dengan Mantan: Chapter 11 - Chapter 20

Didepan cermin, Killian mematut dirinya dengan setelan pakaian yang tidak formal seperti hari-hari biasanya, hanya mengenakan shirt hitam tidak berkancing dengan celana berbahan linen.Sepasang mata yang biru seperti hamparan lautan itu diteduhi oleh lebat bulu mata, memandangi handpone Eleanor yang tertinggal di meja karena dia pergi terburu-buru.Killian mendengus dengan senyuman menawannya, terbayang suara langkah kaki Eleanor yang terantuk-antuk, ujung gaunnya yang selutut bergoyang lembut saat dia berlari pergi kabur, terlihat seperti seekor kelinci ditengah gurun yang berusaha menghindar dari mangsa seekor elang. Ternyata menikah dengan Eleanor Roven tidak seburuk yang dia pikirkan.Killian berbalik pergi meninggalkan kamarnya, dia harus hadir di acara sarapan paginya yang penuh formalitas, dan nanti malam masih ada pesta perayaan pernikahan yang mengundang lebih banyak tamu dari berbagai kalangan.Keluar dari lift, menuju restaurant tempat keluarganya sarapan pagi, tidak senga

Kalimat hinaan yang terucap begitu alami dari mulut Killian berhasil menghentikan langkah Eleanor saat itu juga. Ucapan Killian telah menginjak-injak harga dirinya. Menghina ibunya, sama dengan menghina Shanie! Dengan kuat Eleanor balas menarik tangan Killian dan memutarnya, lalu mendorong tubuh tinggi menjulang itu ke dinding. "Argghth!" erang Killian menahan sakit dari tangan yang terkunci dibelakang punggung dan wajah menekan dinding. "Berani-beraninya kau menghina orang sesukamu hatimu," geram Eleanor tidak dapat menahan amarahnya. "Lepaskan," pinta Killian tidak tahan. "Tidak akan!" "Karena wanita tua berpenampilan menyedihkan itu, kau tega mau menjadikan suamimu korban KDRT ditempat terbuka!" protesnya Killian masih sempat-sempatnya melontarkan hinaan lagi. "Mulutmu sangat lancang Killian!" Cengkraman Eleanor semakin kuat terangkat, membuat Killian mengelijang kesakitan. "Ah arrght!" erang Killian setengah berteriak. Eleanor mengatur napasnya berkali-kali, de

Napas Shanie tertahan didada, matanya terbelalak lebar tidak dapat menutupi keterkejutannya mendengar sebuah pengakuan gila yang terucap dari Thomas, kakak tiri Eleanor. Kebenaran macam apa ini! Ternyata, pria yang kini berdiri dihadapannya, pria yang berstatus sebagai kakak tiri Eleanor, dia juga kekasih yang selama bertahun-tahun Eleanor cintai hingga terkantung-kantung dalam ketidak pastian karena hubungan yang rumit. Ternyata, pria payah macam ini yang telah berhasil megambil hati Eleanor Roven! Seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk mengambil sebuah tindakan dan hanya bisa bersembunyi namun dengan egoisnya tidak bersedia melepaskan Eleanor padahal dia tahu, hubungan mereka tidak memiliki masa depan karena status mereka yang tidak memungkinkan. Demi Tuhan, Eleanor memiliki segalanya! Tapi, dari sekian banyak lelaki didunia kenapa dia harus memiliki Thomas sebagai kekasihnya? Ternyata ini sosok pria yang sempat membuat Shanie bertanya-tanya, lelaki hebat mana

Dari sudut tempat yang ramai, Melody berdiri memperhatikan kedatangan Eleanor Roven dan Killian yang memasuki aula pesta. Kehadiran mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian.Mereka berdua telihat sempurna dan menjadi pasangan yang paling bersinar dipesta.Melody berdecih melihat senyuman lebar Eleanor Roven yang membalas sapaan lawan bicaranya, Killian dengan romantisnya terus merangkul Eleanor kemanapun dia pergi. Semenarik apapun apa yang kini terlihat didepan mata, Melody sudah tahu bahwa mereka hanya pasangan palsu yang dipaksakan dalam pernikahan perjodohan. Keduanya tidaklah saling menyukai satu sama lainnya, bahkan Killian sampai kabur keluar negeri karena tidak ingin menikah dengan Eleanor.Mustahil keduanya bisa saling jatuh cinta dalam waktu satu hari setelah sekian lama saling membenci.Semua yang terlihat saat ini hanyalah sebuah sampul, mana mungkin pria sempurna dan berpengalaman seperti Killian Morgan mau pada wanita kuno dan kaku seperti Eleanor Roven. Killian b

“Seks. Kita akan melakukannya kan?”Sebuah pertanyaan tidak terduga itu telah berhasil membuat Eleanor menganga. Bagaimana bisa pria itu bisa bertanya tidak senonoh disaat mereka sedang berdansa dikerumunan banyak orang.Lebih mencengangkannya lagi, Killian masih bisa memasang ekspresi polos tanpa dosa. “Kau sudah gila Killian,” bisik Eleanor memeluk erat bahu Killian, ingin rasanya Eleanor mempiting lehernya dan membantingnya ke lantai. “Apa hanya ada seks saja yang ada diotakmu saat ini?” “Seks adalah kebutuhan biologis pertama mahluk hidup,” jawab Killian masih berbisik, menikmati kedekatan tubuhnya dengan Eleanor yang saling bersentuhan dan berbagi aroma yang melekat.Gigi Eleanor saling mengerat, segumpal kemarahan kembali mencuat didalam dada terbayang kenangan saat dulu mereka pernah berpacaran. Dengan polos dan bodohnya Shanie menyerahkan kesuciannya pada Killian, melalui malam-malam panas mereka berdua dengan berpergian keberbagai negara meninggalkan sekolah.Shanie yang k