Hanif tidak ingin Selina salah paham, jadi cepat-cepat dia menambahkan, “Tapi itu sudah masa lalu, Sel, sekarang saya hanya mencintai kamu. Hati saya cuma milik kamu seorang.”Selina tersenyum malu karena mendadak Hanif mengubah topik. Rona samar terlihat menyebar di pipinya. “Iya, iya, Mas. Aku denger kok. Nggak perlu dijelasin segala.”“Saya takut kamu berpikir enggak-enggak,” sahut Hanif sambil meraih tangan Selina, meremasnya lembut. “Jangan salah paham, hm?”“Siapa sih yang salah paham? Enggak kok.”Jemari Hanif menyapu buku-buku jari Selina dengan lembut. Dia mendekatkan punggung tangan wanita itu ke bibirnya, mengecupnya singkat. Jantung Selina berdebar-debar dibuatnya.“Saya sudah patah hati dua kali, Sel. Tapi, kamu masih di sini, sebagai istri saya. Dan saya nggak mau kehilangan wanita yang saya cintai lagi. Saya harap kamu menjadi cinta terakhir saya.”“Mas...” Hanif menghela napas. “Pelan-pelan kalau bicara, Mas. Gimana kalau Ibu dengar? Jangan bikin aku malu.”“Saya nggak
Last Updated : 2025-07-20 Read more