All Chapters of Dokter Sakti Penguasa Dunia: Chapter 1051 - Chapter 1060

Keesokan paginya.Setelah Ewan dan Neva sarapan, mereka pergi menjenguk kakek Neva.Karena status sang kakek sangat khusus dan dia adalah pahlawan bangsa, maka dia dirawat di rumah sakit milik kompleks pensiunan militer Distrik Militer Ibu Kota. Di dalam dan luar rumah sakit, para penjaga dari Resimen Pengawal Distrik Militer Ibu Kota berjaga ketat.Setelah Ewan dan Neva menunjukkan identitas, mereka kembali melewati tiga pos pemeriksaan dan sesi tanya jawab sebelum akhirnya diizinkan masuk ke dalam rumah sakit.Saat keduanya baru tiba di depan pintu ruang rawat Umay, empat pengawal langsung mengadang mereka."Maaf, kalian nggak punya wewenang untuk menjenguk," kata salah satu pengawal dengan wajah kaku.Neva langsung marah. "Orang yang terbaring di dalam itu adalah kakekku. Masa aku nggak punya wewenang menjenguknya?""Maaf, itu perintah Pak Willy. Selain dia dan Pak Irham, hanya dokter penanggung jawab yang boleh masuk menjenguk Jenderal. Selain itu, siapa pun tidak diperkenankan mas

Meminjam umur dari langit.Mendengar empat kata itu, bukan hanya Labh yang tertegun. Traco dan Neva pun ikut kebingungan. Mereka memang tidak tahu apa maksudnya, tapi mendengarnya saja sudah terasa sangat luar biasa."Ewan, apa itu meminjam umur dari langit?" Labh tidak dapat menahan rasa penasarannya.Ketika mendengar kata-kata itu barusan, dia mencoba mengingat semua pengetahuannya. Namun anehnya, dia sama sekali tidak menemukan apa pun yang berhubungan dengan teknik tersebut.Padahal Labh adalah keturunan langsung dari Tabib Agung. Bahkan dia saja tidak pernah mendengar istilah itu. Artinya, cara yang disebutkan Ewan pasti sangat luar biasa.Ewan berkata, "Yang disebut meminjam umur dari langit, istilah kasarnya ... meminta sedikit umur dari Langit untuk dipakai."Traco hampir memutar matanya. 'Kalau kamu sehebat itu, kenapa nggak minta uang sekalian sama Langit untuk dibelanjakan? Meminta umur dari Langit? Sungguh omong kosong yang luar biasa. Dan kamu bisa mengatakan itu dengan wa

Ewan tidak benar-benar membawa Neva pulang untuk bersetubuh, melainkan pergi ke jalan pusat kota dan mencari sebuah toko barang antik. Di sana, dia membeli 49 lentera, serta beberapa kertas kuning, kuas, bubuk cinnabar, dan perlengkapan lainnya.Setelah itu, dia pulang dan beristirahat sepanjang hari.Mengumpulkan energi.Pukul enam malam.Ewan dan Neva makan malam, lalu mandi dan berganti pakaian sebelum langsung menuju rumah sakit di kompleks pensiunan militer Distrik Militer Ibu Kota.Traco sudah memberi tahu para penjaga sebelumnya, jadi kali ini Ewan dan Neva masuk tanpa hambatan, tidak ada pemeriksaan atau pertanyaan apa pun. Begitu Ewan tiba di depan ruang rawat Umay, dia melihat Traco sudah menunggunya."Ewan, barang-barang yang kamu minta sudah kusiapkan."Traco menyerahkan sebuah kotak kayu kepadanya.Ewan membukanya. Di dalamnya terbungkus kain merah, terdapat satu batang ginseng 100 tahun dan dua batang Fallopia multiflora berusia 100 tahun."Pak Traco, terima kasih banyak!

Vila Keluarga Polin.Di dalam ruang kerja, asap rokok memenuhi udara. Irham dan Willy duduk berhadapan, masing-masing merokok dengan wajah kelam.Bam!Irham tiba-tiba memukul meja dengan keras dan marah besar. "Ewan itu bajingan, merusak rencana besarku! Aku benar-benar ingin cincang dia sampai hancur!""Pihak Kota Terlarang menyuruhku jangan gegabah untuk sementara," kata Willy. "Katanya kalau aku cari mati sendiri, mereka juga nggak akan melindungiku.""Semua ini salah karena guruku mati. Kalau dia masih hidup, mana mungkin Ewan masih bisa bernapas hari ini? Si bangsat itu merusak pernikahan kita dengan Keluarga Wibowo, membuat masa depanku hancur total."Irham menahan amarahnyad an berkata, "Sore tadi aku mendapat pemberitahuan. Anak buah Tuan Wibowo sudah dikirim ke Distrik Militer Surajaya sebagai wakil komandan.""Rencanaku untuk menjadi pejabat di Distrik Militer Surajaya hancur. Bukan hanya itu, aku juga nggak bisa kembali ke barat laut.""Burhan meneleponku, bilang posisiku su

Willy dan Irham tiba di rumah sakit dengan cepat. Namun tepat di pintu masuk, mereka dihentikan oleh dua orang penjaga."Apa maksud kalian?" Willy duduk di kursi pengemudi, wajahnya penuh ketidaksenangan.Sebelumnya, dia selalu bisa masuk dengan lancar setiap kali dia datang. Tak disangka hari ini ada yang berani menghentikannya."Maaf, Anda tidak boleh masuk." Penjaga itu tahu identitas Willy, jadi nada bicaranya terdengar sopan."Kamu buta? Bahkan aku pun berani kamu halangi? Minggir!" Irham membentak dengan marah.Penjaga itu tetap berkata, "Saya hanya menjalankan tugas, mohon dimengerti."Plak!Irham tiba-tiba membuka pintu mobil dan menampar penjaga itu dengan keras. "Minggir!"Penjaga sama sekali tidak bergerak. Dia berdiri tegak sambil berkata tegas, "Maaf, saya tidak bisa memenuhi permintaan itu.""Kamu ...." Irham kembali mengangkat tangannya."Ayah, nggak perlu mempersulit seorang prajurit." Willy menahan Irham dan berkata, "Pasti ini perintah dari Traco."Irham menatap penja