บททั้งหมดของ Dokter Sakti Penguasa Dunia: บทที่ 1111 - บทที่ 1120

Namun tiga detik kemudian, telepon itu langsung diputus.Minaru mencoba menelepon lagi, tetapi kali ini yang terdengar adalah suara operator, "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif ...."Apa-apaan ini?Minaru tidak punya pilihan selain menghubungi bagian humas salon kecantikan. Kali ini akhirnya tersambung. "Halo, saya manajer Lexi, Minaru ...."Belum sempat Minaru selesai bicara, suara di seberang langsung memotongnya, "Selamat siang, Bu Minaru. Tolong jangan hubungi kami lagi. Mengingat apa yang dilakukan Lexi, kedua pimpinan kami sangat marah. Jadi untuk urusan endorsement, tidak perlu dibicarakan lagi.""Dan soal pemukulan itu ... hehe ... dengan kualitas seperti Lexi, dipukul itu sudah sepantasnya. Tolong sampaikan pada Lexi, trik atau tekanan apa pun yang dia punya, kami siap menghadapi semuanya.""Selamat tinggal."Tak!Telepon ditutup.Minaru terdiam membeku.'Kenapa sudah mukul orang, tapi dia masih bisa tetap begitu agresif? Apa otak Lisa itu juga bermasalah?''Tidak.

[ Berani-beraninya memfitnah Lexi seperti ini, pantas dihukum! ]Lexi tersenyum. Para fans masih percaya padanya.Lexi kembali mengedit sebuah unggahan dan berkata.[ Kalau punya nyali, keluarkan buktinya untuk menjatuhkan aku. Kalau nggak, aku kutuk seluruh keluargamu mati dengan tragis. ]Seperti sebelumnya, ucapan itu mendapat dukungan dari banyak fans.[ Lexi memang gahar! ][ Begitu dong, Lexi itu suci dan bersih, tidak takut fitnah apa pun! ][ Lexi, aku sarankan kamu minta perusahaan buatkan surat pengacara untuk memperingatkan orang yang memfitnah kamu! ][ Jangan, justru selebriti yang punya masalah di hati yang menerbitkan surat pengacara. Kalau benar-benar nggak takut, langsung lapor polisi saja! ]Lapor polisi? Mata Lexi langsung berbinar, ide yang bagus!Sekarang opini publik sedang mendukungnya. Jika dia melapor polisi dan Lisa ditangkap, maka Lisa bukan hanya perlu membayar ganti rugi. Bisa saja ... malah masuk penjara."Lisa, kamu mau melawan aku ya? Baik, aku tunjukkan

"Bu Lexi, sepertinya saat ini kamu sangat membutuhkan bantuan, ya!" Pada saat itu, tiba-tiba terdengar sebuah suara di sampingnya. Lexi menoleh dan melihat seorang pria muda berpakaian jubah panjang hitam, dandanan seperti seorang penyihir, sedang duduk santai di sofa."Kamu siapa?" Lexi terkejut melihat tamu tak diundang ini, lalu bertanya, "Bagaimana kamu masuk?"Ini adalah kamar presidential suite, keamanannya sangat ketat, seluruh ruangan dilengkapi sistem pintar. Orang luar tidak mungkin masuk dengan mudah.Kenapa pria ini masuk tanpa disadarinya sama sekali? Lexi langsung paham, pria muda ini bukan orang biasa.Pria itu tersenyum. "Di dunia yang luas ini, nggak peduli tempat apa pun, aku bisa masuk kalau aku ingin. Kalau aku ingin keluar, aku keluar. Nggak ada tempat yang bisa menghalangi keberadaanku."Keberadaanku? Lexi semakin bingung. Siapa sebenarnya pria ini hingga menyebut dirinya dengan cara seperti itu?"Kamu mau apa?" tanya Lexi waspada.Pria muda itu berkata, "Apakah k

"Wanita dewasa memang ... rasanya benar-benar mantap!" Ewan mengambil ponselnya, lalu membuka WhatsApp.Belakakangan ini, dia terus sibuk mengurus berbagai perkara, sampai-sampai tidak sempat memperhatikan urusan Departemen Pengobatan Tradisional. Dia membuka grup WhatsApp dan mengirim pesan.[ Gimana kondisi departemen sekarang? ]Tidak lama, balasan pun bermunculan.[ Eko: Sibuk. ][ Mini: Sibuk. ][ Betandi: Sibuk setengah mati, aku hampir pingsan. Pak, tolong hibur aku. ][ Ewan: Akhir-akhir ini kalian sudah bekerja keras. Begini saja, setelah pulang kerja malam ini datang ke Hotel Imperial. Aku traktir kalian makan. ]Anggota departemennya bekerja sekeras ini, sebagai Direktur, sudah sepantasnya Ewan memberi penghargaan.[ Betandi: Serius, Pak? Kudengar Hotel Imperial itu mahalnya minta ampun. Anda yakin mau traktir kami? ][ Ewan: Tenang saja, aku punya uang. Jam tujuh malam, Hotel Imperial. Jangan sampai nggak datang. ]....Pukul 18.30, Ewan tiba di Hotel Imperial.Begitu turun

"Meja dan kursi itu juga semuanya terbuat dari kayu merah asli. Satu set saja harganya pasti miliaran."Eko menunjuk sebuah vas berwarna di pojok ruangan. "Itu adalah vas enamel dari zaman Kaisar Ataram, nilainya juga pasti miliaran."Mini ikut menambahkan, "Tadi aku lihat keran wastafel di kamar mandi terbuat dari emas."Astaga!Betandi mulai panik. "Pak, gimana kalau kita pindah tempat saja? Tempat ini terlalu mewah. Aku takut nggak mampu bayar."Eko ikut bicara, "Iya, Pak. Kita semua ini orang dalam, nggak perlu semewah ini. Makan di warung pinggir jalan saja sudah cukup.""Aku setuju," sambung Mini.Ewan tersenyum. "Aku sering nggak berada di rumah sakit, kalian juga sudah cukup lelah selama ini. Hari ini, di sini saja aku ingin benar-benar memberi kalian penghargaan.""Semua cepat duduk."Setelah semua duduk, Ewan bertanya, "Gendut, kamu nggak menghubungi Fikri?"Akhir-akhir ini Fikri memang sering membantu jaga klinik di Departemen Pengobatan Tradisional."Aku sudah hubungi. Fikr