"Paman, apa itu gay?" Samudra mengangkat kepala dan bertanya.Nazar dan Ewan sama-sama termangu."Samudra, cepat tidur. Besok pagi kita harus berangkat," kata Nazar."Mm, aku memang agak ngantuk. Aku tidur dulu." Samudra berkata, "Paman, kalau ada sesuatu dan butuh aku, panggil saja ya.""Cepat tidur."Tak lama kemudian, dengkuran Samudra sudah seperti suara guntur, menggema keras. Ewan benar-benar tidak bisa tidur karena berisik. Nazar juga penuh pikiran, matanya tetap terbuka."Kenapa kamu nggak tidur?" tanya Ewan."Setelah mati bisa tidur lama. Sekarang tidur itu sama saja membuang-buang hidup," ujar Nazar. Dia lalu bertanya kepada Ewan, "Kita baru berpisah beberapa hari, kok kamu sudah berhasil membentuk energi murni?""Ini namanya bakat!"Mendengar jawaban Ewan, Nazar menggertakkan gigi karena kesal. Menyebalkan, dia pamer lagi."Samudra itu jelas seorang pendeta Tao, kenapa malah botak?" Ewan tertawa. "Orang yang nggak tahu pasti mengira dia biksu.""Bodoh!" Nazar berkata dengan
Read more