Share

Bab 1143

Penulis: Rexa Pariaman
'Buset, aku seganteng ini, masa kurang perempuan? Kamu itu menghina nilai wajahku, tahu nggak?' batin Ewan.

"Kamu tahu aku ini siapa?" Wajah Ewan menjadi suram. Dia berkata, "Aku polisi."

"Apa?" Wajah wanita paruh baya itu langsung berubah. Dia pun berbalik dan kabur.

"Sial!" Ewan memaki, lalu membuka ponsel dan mengikuti navigasi, berjalan lurus menyusuri jalan.

Lima belas menit kemudian, dia muncul di bawah bangunan penginapan kabupaten. Ewan menelepon Nazar. Yang mengangkat adalah Samudra.

"Aku sudah sampai, di bawah penginapan."

"Dokter Ewan, tunggu sebentar, aku segera turun untuk menjemput."

Tiga menit kemudian, seorang pemuda berwajah rapi dan halus membuka pintu penginapan dari dalam dan berjalan keluar.

Penampilan pemuda ini cukup aneh. Dia mengenakan jubah Tao, tetapi di kakinya memakai sepatu olahraga. Kepalanya botak licin tanpa sehelai rambut pun. Kalau bukan karena jubah Tao itu, dia lebih mirip seorang samanera muda.

Inikah Samudra, keponakan si tua bangka itu di perguru
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1158

    Samudra melihat dengan sangat jelas, dua taring kucing hitam itu tajam dan runcing. Panjangnya mencapai tiga sampai empat sentimeter, hitam pekat seperti tinta. Melihatnya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.Begitu melihat kucing hitam itu membuka mulut dan memamerkan taringnya, wajah Nazar yang sejak tadi memperhatikan kucing itu langsung berubah. Dia berteriak keras, "Cepat kembali! Hati-hati ...."Namun, sudah terlambat.Kucing hitam itu melesat dan menerkam Samudra. Kedua taring tajamnya langsung mengarah ke tenggorokan Samudra. Saking takutnya, Samudra sampai terpaku tak bisa bergerak.Syut ....Di saat kritis, sebuah jarum emas meluncur menembus udara dan menancap tepat di kepala kucing itu.Meongg!!Kucing hitam itu menjerit dan terjatuh ke rumput. Tubuhnya kejang dua kali, lalu mati seketika.Nazar berjalan cepat ke arah Samudra dan menepuk kepalanya dengan keras. "Aku sudah bilang berapa kali, kamu harus selalu waspada! Kamu dengar pakai apa?! Kalau bukan karena bocah nakal

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1157

    "Kamu tahu apa?" tanya Nazar sambil melotot."Paman, binatang ganas yang kalian maksud itu ... seharusnya anjing."Samudra menjelaskan, "Anjing itu ada yang besar, sedang, dan kecil. Jelas sekali, yang menggigit orang ini pasti anjing kecil. Aku pernah dengar orang bilang, semakin kecil ukuran anjing, semakin tajam giginya, dan semakin galak juga.""Kalian barusan bilang orang ini mati karena racun, 'kan? Anjing itu juga punya racun. Misalnya rabies ....""Diam kamu!"Nazar sudah saking marahnya sampai urat di keningnya menonjol. Dia melotot tajam pada Samudra dan memaki, "Kalau tahu begini, aku nggak akan bawa kamu keluar! Memalukan!""Paman, apa aku salah?" tanya Samudra polos.Salah tidak salah, masa kamu tidak punya sedikit pun kesadaran? Nazar sampai kehabisan kata-kata karena terlalu marah.Ewan tertawa kecil. "Samudra, kamu cukup pintar. Kalau ada waktu, belajarlah membaca buku sedikit.""Eh ...." Samudra menggaruk kepala, lalu berkata dengan malu-malu, "Setiap kali aku baca buk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1156

    Begitu mendengar kata "beracun", Nazar langsung menarik tangannya dengan cepat lalu mundur dua langkah."Bocah nakal, kenapa kamu tahu tengkorak ini beracun?" tanya Nazar."Entah kamu perhatikan atau nggak, tapi tengkorak ini berwarna hitam. Sedangkan tengkorak manusia normal setelah mati itu berwarna putih," jawab Ewan.Nazar menunduk memperhatikan, dan benar saja tengkorak itu hitam seperti arang."Ewan, kalau bicara soal dasar-dasar medis dan patologi, para pendeta Taois umumnya menguasainya. Orang tua bangka, jangan bilang kamu bahkan nggak bisa mengenali tengkorak beracun?" Ewan menyindir dengan nada tajam."Omong kosong!" Nazar membenahi ekspresi wajahnya, lalu berkata dengan sangat serius, "Aku ini Kepala Akademi Nagendra! Mana mungkin aku nggak tahu racun?""Padahal aku sudah tahu sejak awal.""Alasan aku menjulurkan tangan untuk memungutnya adalah untuk menguji reaksimu. Fakta membuktikan kamu cukup teliti. Kamu menemukan bahwa tengkorak ini beracun. Itu sangat membuatku bangg

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1155

    "Kalau kamu takut, tutup saja matamu," kata Ewan.Samudra langsung menutup matanya rapat-rapat. Detik berikutnya, Ewan mencengkeram bahu Nazar dan Samudra. "Berangkat."Dia menarik napas panjang. Lalu, tubuhnya melesat keluar. Ujung kakinya menyentuh rantai besi itu dengan sangat ringan, tubuhnya terangkat ke udara, lalu dalam satu langkah dia melompat tiga meter.Dua orang dengan total berat tidak sampai 150 kg. Bagi Ewan yang satu lengannya saja bisa meledakkan kekuatan ratusan kilogram, ini sama saja seperti tidak membawa beban.Kurang dari dua menit, ketiganya sudah tiba di puncak gunung seberang."Bocah nakal, kemampuanmu meningkat banyak. Kalau terus begini, nggak lama lagi kamu bisa menantang orang-orang dari Kota Terlarang," ujar Nazar dengan penuh rasa kagum.Dulu ketika pertama kali bertemu Ewan, kemampuan bertarung Ewan masih jauh di bawahnya.Sekarang, Ewan sudah melangkah masuk ke jajaran ahli super, kemajuannya benar-benar luar biasa."Sayang sekali, bakat sehebat ini buk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1154

    Rantai besi itu hanya setebal gelas minum yang membentang secara horizontal di antara dua tebing. Saat tertiup angin gunung, rantai itu bergoyang dan mengeluarkan suara dentingan."Ini adalah Tangga Langit."Nazar tampak sedikit bersemangat. Dia berkata, "Aku pernah melihatnya di catatan leluhur. Rantai besi ini bernama Tangga Langit. Selama kita bisa melewatinya, kita akan memasuki inti Seratus Ribu Pegunungan Besar."Ewan menengadah. Di ujung rantai besi itu, terlihat sebuah puncak gunung terhubung padanya. Panjang rantai itu sekitar lebih dari seratus meter, dan di bawahnya adalah jurang yang dalamnya tidak terlihat dasar.Sangat berbahaya!Bagi seseorang yang memiliki fobia ketinggian, hanya melihatnya saja mungkin sudah cukup membuat pingsan ketakutan.Samudra menjulurkan kepalanya untuk melihat ke bawah tebing, lalu buru-buru menariknya kembali. "Paman, bagaimana kalau kita cari jalan lain saja? Di sini cuma ada satu rantai besi. Mana mungkin kita bisa melewatinya?""Untuk masuk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1153

    Ewan berdiri di tempat tanpa bergerak. Dia mengangkat tangan dan kembali menebaskan pedang.Puk!Makhluk itu langsung berhenti, darah menyembur deras dari tenggorokannya. Tak lama kemudian tubuhnya ambruk dan mati di tempat."Nggak tahu diri," ujar Ewan dengan nada meremehkan."Sudah ... mati?" Samudra melongo, benar-benar terpukau oleh kemampuan Ewan.Nazar juga menghela napas lega. "Ayo pergi!"Ewan tidak menatap makhluk itu sedikit pun. Dia langsung melanjutkan perjalanan. Ketiga orang itu kembali berjalan selama setengah jam. Tiba-tiba, Ewan berhenti."Bocah nakal, kenapa kamu berhenti?" tanya Nazar."Ada makhluk lain," jawab Ewan.Nazar mendongak dan tampak sepasang mata merah menyala muncul di depan mereka. Bagaikan nyala api di tengah kegelapan dan menonjol seperti mata iblis. Tak lama setelah itu, suara langkah kaki terdengar dari berbagai arah.Nazar berbalik cepat dan melihat bahwa di sekitar mereka juga bermunculan mata-mata merah lain. Jumlahnya tidak sedikit.Satu pasang,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status