"Maaf, aku angkat telepon dulu." Ewan mengeluarkan ponsel, melihat nomor yang tidak dikenal, lalu menjawab, "Halo, aku Ewan ....""Sobat, mau beli makam nggak?" Belum sempat Ewan menyelesaikan kata-katanya, suara seorang pria sudah terdengar dari ujung telepon.Beli makam apaan? Ewan pun kesal. Usianya baru dua 20-an, tetapi disuruh beli makam. Bukankah itu mendoakannya mati muda?Ewan menutup telepon, lalu menggenggam kembali tangan Millie. Millie sudah bertahun-tahun tidak sedekat ini dengan pria. Dia agak malu, pipinya memerah seperti apel.Tapi saat itu, ponsel Ewan berdering lagi. "Aku angkat telepon lagi ya."Ewan melepas tangan Millie, mengangkat telepon. "Halo, aku Ewan ....""Kak, ini dari Pucuk Hijau. Baru masuk teh spesial, silakan mampir untuk coba.""Aku cuma minum alkohol, nggak minum teh." Ewan menutup telepon wajah muka masam.Melihat wajahnya berubah, Millie bertanya, "Kenapa?""Nggak apa-apa." Ewan kembali menggenggam tangan Millie sambil menggandeng Sekar. "Ayo."Nam
Read more