Nazar buru-buru bertanya, "Gimana caranya?"Makuta menatap Nazar dan tersenyum dingin, lalu berkata kepada Ewan, "Tadi pendeta sialan itu membuat puisi yang menghinaku. Aku sangat murka. Ewan, kalau kamu membunuhnya, aku akan langsung menerimamu sebagai murid."Seketika, Nazar tertegun.Beberapa saat kemudian, Nazar sadar dan berkata kepada Ewan, "Dasar bocah tolol, jangan setujui tawarannya. Aku ini satu pihak denganmu. Bajingan itu jelas ingin membuat kita saling membunuh.""Kalau kamu melakukan itu, seluruh dunia akan mengejekmu, menuduhmu lupa budi. Bahkan dengan naungan Kota Terlarang sekalipun, kamu akan selamanya dicap hina dan menjadi bulan-bulanan.""Selain itu, kemarin malam aku mengamati bintang. Nasib Kota Terlarang sudah hampir habis. Mereka akan segera runtuh. Kalau kamu ikut Makuta, pada akhirnya kamu akan binasa bersama mereka.""Aku setuju dengan kata-kata Dharmadaya. Seorang laki-laki harus tahu apa yang pantas diperbuat dan apa yang nggak pantas. Jangan pernah meneri
Read more