"Oooi, si Tua Bangka!" Ye Qingyu berseru dengan raut wajah datar, tangan kanannya terangkat tinggi, meminta respon dari orang yang dia panggil. Pria tua yang menegur kami barusan, kembali melongokkan kepala ke depan, matanya menyipit dengan tubuh yang sedikit bungkuk. "Siapa itu?" dia bertanya, matanya semakin menyipit seolah tidak bisa melihat dengan baik. "Kau bertanya seperti itu di depan orang yang merindukanmu?" Ye Qingyu mendengus, berjalan mendekati pria tua yang berdiri tak jauh di depan kami. Hah? Dia merindukan orang tua itu? "Ye Qingyu, apakah dia kakekmu?" tanyaku."Tidak juga …." Aku menatap pria tua yang menggendong beberapa pedang di punggungnya itu, saat Ye Qingyu sudah semakin mendekat, raut wajahnya berubah menjadi lebih menyebalkan dari sebelumnya. "Ah? Rupanya kau, Anak Ayam yang Kehilangan Induknya." Pria tua itu juga mendengus. Aku termangu, suasana setelah Ye Qingyu saling menyapa dengan pria tua ini menjadi berubah. Pria tua itu menatap Ye Qingyu seolah
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya