Semua Bab Putra Langit Tak Tertandingi: Bab 291 - Bab 300

Hua Mei Ling memasuki portal berikutnya, menuju keluarga Hua di timur kota. Begitu tiba, ayahnya menatapnya dengan kagum, dan senyum bangga terukir di wajah tuanya.“Anakku… kau benar-benar telah membuat aku sangat bangga,” ujar Hua Zen Hao sambil memeluknya erat.Setelah berbincang beberapa saat, Mei Ling menatap ayahnya dengan wajah lembut. “Ayah, aku punya kabar gembira untuk ayah.”Zen Hao mengangkat alis. “Kabar gembira?”“Iya, ayah,” jawabnya sambil tersenyum kecil. “Ayah ternyata punya seorang keponakan perempuan… sepupuku.”“Sepupu?” Zen Hao tampak terkejut. “Siapa yang kau maksud?”“Dia adalah putri paman Zen Yuan,” kata Mei Ling perlahan. “Paman Zen Yuan ternyata menikah dengan nyonya besar keluarga Bai, dan dari pernikahan itu lahirlah seorang putri bernama Bai Hua.”Zen Hao terdiam cukup lama. “Zen Yuan… saudaraku itu?” gumamnya, suaranya bergetar. “Sudah begitu lama dia menghilang dalam pengembaraan… tak kusangka dia meninggalkan seorang anak.”Mei Ling menunduk hormat. “

Setelah beberapa hari menikmati kedamaian di Vila No.1, Tian Fan berdiri di halaman luas vila, matanya menatap tanah di depannya. Angin sore berhembus lembut, mengibarkan rambutnya, sementara para istri dan anak-anak bermain di kejauhan. Ia menepuk dagunya, tersenyum tipis. “Kita sudah memiliki semua yang penting… keluarga, rumah, dan sekte. Kini saatnya… membuka jalan baru,” gumam Tian Fan. Dengan gerakan tangan yang mantap, ia mulai menyusun dua formasi besar yang disebutnya Gerbang Dimensi. Formasi ini dirancang untuk menghubungkan Vila No.1 dengan Lembah Abadi dan Pulau Alcatraz, memungkinkan para anggota keluarga dan sekte untuk berpindah antar dimensi dengan mudah, kapan pun mereka membutuhkan ketenangan atau perlindungan. “Ini… akan menjadi titik penghubung antara dunia sekuler dan dimensi menengah,” Tian Fan berbisik pada dirinya sendiri. “Dan… aku ingin semua orang yang dekat dengan kita bisa merasakan manfaatnya.” Tak lama kemudian, Tian Fan memanggil para mertuanya, kak

Dan para istri lainnya, tanpa terkecuali... semuanya juga sudah memberi Tian Fan keturunan. Luo Shi Su melahirkan Tian Shi yang kini sembilan tahun, sedangkan Ni Dan Ran memiliki Tian Ran dan Tian Mei yang berusia sembilan dan tujuh tahun. Hua Mei Ling melahirkan Tian Ling, delapan tahun, sementara Bai Lu Qian memiliki Tian Qian yang berumur delapan tahun. Lin Xiao Yu melahirkan Tian Xiao sepuluh tahun, Lin Mixue memberikan Tian Xue yang kini empat tahun, Tang Xian Er memiliki Tian Xian Er tujuh tahun, Ling Lanxi dan Ling Hanyue masing-masing memiliki Tian Lan dan Tian Yueli tujuh tahun, dan Ling Yueli melahirkan Tian Yuhang enam tahun. Ling Qingxuan, Xuan Ying, dan Qin Yue masing-masing memiliki putri berusia lima tahun, Tian Qingxuan, Tian Xuan Ying, dan Tian Qin Yue. Xiao Zi Ning melahirkan kembar tiga tahun, Tian Zi Ning dan Tian Zi Ling, sementara Bai Hua, Lu Jiyi, dan Shen Yue masing-masing memiliki seorang anak, dua berusia dua tahun dan yang paling bungsu berumur satu tahun, T

Hari berikutnya, Tian Fan bersama sepuluh anak tertuanya benar-benar melakukan persiapan untuk melangkah menuju lantai kesembilan Pagoda Tianjing. Mereka sudah berdiri di depan gerbang lantai kesembilan.Langkah Tian Fan dan anak-anaknya bergema lembut di udara yang sunyi. Cahaya keemasan yang berputar di bawah kaki mereka seolah menelan dunia, lalu memuntahkan kesepuluh keturunan Sang Putra Langit bersama ayah mereka ke dalam ruang yang tak terukur. Begitu pijakan mereka mantap, tekanan spiritual langsung menghantam tubuh semua orang.Energi padat yang menyesakkan menekan seluruh pori tubuh dan meresap ke sumsum tulang, membuat napas mereka terasa berat. Bahkan Tian Fan sendiri merasakan aura langit di tubuhnya seakan teredam, kekuatannya tertarik mundur oleh hukum misterius yang menguasai lantai ini.Tian Xuan yang berdiri di depan sedikit terhuyung. “Ayah... kekuatan kami ditekan. Aku hanya bisa mengeluarkan tingkat Raja Abadi tahap awal.”Tian Fan menatap sekeliling dengan tenang.

Getaran dari kedalaman lantai kesembilan Pagoda Tianjing mengguncang seluruh ruang. Langit abu keperakan berguncang hebat, dan dari empat arah yang berbeda, timur, barat, utara, dan selatan, cahaya menyala bersamaan, masing-masing membawa warna dan aura yang berbeda.Tian Xuan, Tian Xian, Tian Yuan, dan Tian Yian berdiri di hadapan empat pintu kecil yang mereka temukan di ujung jalan masing-masing. Keempatnya terhubung secara misterius oleh aliran energi dari pusat dunia kecil itu.“Ini... seperti memanggil kita,” kata Tian Xuan perlahan, matanya menatap pintu bercahaya putih di hadapannya.Tian Xian menatap pintu merah berputar seperti api. “Apapun yang menunggu di dalam, aku akan menghadapinya. Energi ini terasa seperti... darah kita sendiri.”Tian Yuan yang berdiri di hadapan pintu biru berkilau menutup matanya, merasakan gelombang air spiritual yang lembut namun dalam. “Ayah sudah memberi izin, jadi mari kita masuk.”Sementara Tian Yian, yang berdiri di depan pintu berwarna oranye