All Chapters of Cinta Kita Sudah Sampai Ujung: Chapter 361 - Chapter 370

Steven yang berada di dalam ruang privat juga secara kebetulan melihat Vanesa.Tatapan mereka bertemu dan Vanesa segera mengalihkan pandangannya. "Nggak usah, kami sudah punya janji."Vanesa pun langsung mengajak Tania dan Bella ke ruang privat di sebelah.Jessica memperhatikan pintu ruang privat itu tertutup, matanya mengerjap-ngerjap.Kemudian, dia berbalik badan menatap Steven dan bertanya dengan pasrah, "Maaf, Pak Steven. Aku salah bicara lagi, ya?"Steven tidak mengatakan apa-apa, dia hanya melirik Regan.Regan menundukkan kepalanya, dia terlihat sangat sedih.Steven pun menarik pandangannya, sorot tatapannya tampak kelam.…Di ruang privat di sebelah.Vanesa menaruh Bella di kursi anak.Tania melirik Bella dan berpikir sejenak, lalu bertanya, "Vanesa, apa pendapatmu tentang Bu Jessica?"Vanesa berhenti sejenak dan berkata dengan tenang, "Biasa saja."Bella sedang makan buah. Matanya yang besar melirik ibunya, lalu ke Tania.Tania pun tidak berkata apa-apa lagi.Lebih baik tidak m

Hanna tidak mempelajari naskah dengan cukup baik, pemahamannya tentang warisan budaya sangat dangkal sehingga itu langsung berdampak pada aktingnya.Seminggu setelah syuting dimulai, tidak ada kemajuan apa pun.Akhirnya, Sutradara Riley benar-benar marah!"Stop! Stop! Stop!"Raungan frustrasi Sutradara Riley bergema di lokasi syuting untuk kesekian kalinya. "Hentikan syutingnya!"Sabdi bergegas maju untuk menghiburnya. "Pak Riley, tenanglah. Nggak baik buat kesehatanmu kalau marah-marah. Bu Hanna belum syuting terlalu lama dan belum dapat semangatnya. Mohon bersabarlah ....""Ini sudah seminggu!" gerutu Sutradara Riley, tangannya berkacak pinggang. "Tapi, dia belum membaca satu baris pun! Buat apa ada begitu banyak kru yang membuang-buang waktu mengikutinya? Apa dia nggak membaca biografi karakter yang kuberikan padanya?"Sabdi tersenyum meminta maaf. "Sudah kok, sudah ....""Kalau sudah, terus kenapa aktingnya seburuk itu?" Sutradara Riley benar-benar geram. Dia menarik napas dalam-da

Agar tidak diusir dari rumah, Edward harus menyenangkan istrinya setiap hari dan juga memikirkan suasana hati ketiga putranya.Hari ini, harga diri pria itu kembali terpuaskan dengan Camelia.Karena suasana hati Edward membaik, dia pun menjadi sangat murah hati. "Nanti akan kusuruh orang memberimu uang, tapi hanya bisa dalam bentuk tunai.""Aku nggak menginginkan uangmu," ujar Camelia lembut. "Aku bersamamu bukan karena uang, Edward. Perasaanku padamu nggak bisa diukur dengan uang."Edward sontak merasa tersentuh. Dia hendak berbicara, tetapi tiba-tiba terdengar ketukan di pintu."Buka pintunya! Razia!"Edward dan Camelia sontak tercengang.Camelia duduk dan buru-buru meraih pakaiannya, lalu mengenakannya ….Piip!Terdengar alarm hasil gesekan kunci elektronik dan pintu pun didorong terbuka!Polisi bergegas masuk, beserta ketiga putra Edward.Begitu melihat ketiga putranya, Edward merasa seperti tersambar petir!Dia tahu tamatlah riwayatnya ….…Sebuah video tiba-tiba beredar di media

Dia menelepon Vanesa tiga kali, tetapi tidak ada yang diangkat.Steven pun menelepon Noel dengan ekspresi dingin. "Cari tahu di mana Vanesa."Regan berjalan turun ke bawah setelah mengerjakan PR.Saat melihat Steven yang duduk di sofa ruang tamu, dia segera berjalan mendekat."Ayah."Steven menatapnya dan bertanya, "PR-mu sudah selesai?""Sudah!" Regan pun bertanya kepada Steven, "Ayah, apa Bibi Vanesa dan Adik akan pulang malam ini?"Belum sempat Steven menjawab, Noel menelepon.Steven mengangkat telepon itu."Nyonya dan putrinya kembali ke Bumantara," jawab Noel.Steven mengernyit."Bu Amanda datang," lapor Noel lagi. "Sepertinya, Nyonya dan putrinya berencana menginap di Bumantara malam ini.""Oh, begitu."Setelah menutup telepon, Steven berdiri dan berkata, "Selesaikan PR-mu dan tidurlah lebih cepat.""Ayah, apa Ayah mau keluar lagi?" Regan menatap Steven dengan penuh semangat."Iya, mau bertemu teman," jawab Steven. Setelah itu, dia langsung berjalan keluar.Saat Jessica turun, su

Itu sebabnya selama ini Steven selalu berpendapat bahwa bisa mengajak keluarganya jalan-jalan setiap tahun adalah hal hebat yang dia lakukan sebagai seorang suami dan seorang ayah.Namun, akhir-akhir ini Steven jadi mulai bernostalgia setiap kali memiliki waktu luang. Mungkin karena Alex adalah ayah yang kompeten.Jika dipikir-pikir kembali, Steven menyadari bahwa dia tidak banyak berpartisipasi dalam lima tahun pernikahannya .…"Kok kamu diam saja?"Steven tersadar dari lamunannya dan berdeham. "Mau minum-minum nggak kalau lagi luang?""Minum-minum?" Alex langsung menolak, "Nggak ah, bisa-bisa aku dihabisi istriku."Steven terdiam."Eh, tunggu. Bukannya istri dan putrimu sudah pulang? Kok kamu masih terpikir buat pergi minum-minum?""Mereka ada di Bumantara hari ini.""Mereka kabur dari rumah?"Steven mengernyit dan berkata, "Nggak, Bu Amanda datang. Minggu ini mereka mungkin akan tinggal di Bumantara."Alex akhirnya menyadari ada sesuatu yang tersirat."Steven, nada bicaramu terdenga