Vanesa akhirnya mengabulkan keinginan Alya.Saat Emran tiba, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.Steven berdiri di luar kamar rawat, sementara Vanesa tetap di dalam bersama Alya.Saat melihat Steven, sikap Emran tetap sengit.Di satu sisi, mereka adalah rival dalam cinta.Meskipun terhadap Vanesa, Emran sudah tersingkir dari persaingan.Emran berjalan menghampiri, melirik pintu kamar rawat yang tertutup dan mencibir, "Steven, aku benar-benar meremehkanmu."Steven balas tersenyum kecil. "Pak Emran nggak berhak merasa kalah dariku.""Kamu hanya mengandalkan fakta bahwa kalian punya dua anak untuk mengekang Vanesa!" Emran mencibir, "Steven, tersentuh dan jatuh cinta itu berbeda. Sekalipun Vanesa memilih untuk balikan denganmu, jangan terlalu sombong. Baginya, kamu itu nggak lebih dari anjing peliharaan, Steven!"Steven mengangkat alisnya dengan acuh tak acuh. "Terus kenapa? Paling nggak, sekarang Vanesa mengizinkanku menjilatnya. Lah, kamu?"Emran menggertakkan giginya.
Read more