Steven memang tidak mungkin bisa memegang sendok dalam keadaan begitu."Kalau begitu, sudahlah," ujar Steven. Dia menurunkan tangan dan melanjutkan, "Aku nggak usah makan. Kamu kembali ke kamar dan istirahat saja."Vanesa menatapnya tajam dan berkata, "Steven, kamu sedang jual mahal dengan cara yang menyedihkan, ya?"Akal-akalan Steven terekspos. Dia menunduk, berdeham pelan dengan canggung, lalu berkata, "Ketahuan, ya."Vanesa terdiam sejenak, menghela napas, dan berkata, "Ya sudahlah. Kamu masih minum obat anti-inflamasi, memang harus makan sesuatu."Setelah mendengar itu, Steven tiba-tiba menatap Vanesa dengan mata seperti menyala."Duduklah, aku suapi," desak Vanesa.Alis Steven terangkat sedikit. Dia benar-benar tidak bisa percaya Vanesa benar-benar mau menyuapinya.Dia segera duduk di tepi ranjang.Vanesa mengambil semangkuk bubur putih, kemudian sendokkan sesendok, lalu mengulurkannya pada mulut Steven.Steven langsung membuka mulut dan hendak melahap.Vanesa tiba-tiba menarik s
Read more