Sejak Sukma mati, suasana rumah Farel tak pernah sama. Dulu, setiap sudut ruangan masih menyimpan aroma dan bayangan perempuan itu. Sofa di ruang tamu, vas bunga di pojok ruangan, bahkan gelas-gelas kaca di dapur—semuanya seperti berbisik tentang Sukma. Tapi kini, ada yang berbeda.Laura sudah berani menetap di sana. Ia tidak lagi sekadar datang diam-diam atau singgah sebentar; ia tinggal penuh di rumah Farel. Keberadaannya terasa begitu kontras—perempuan dengan perut buncit, mengenakan gaun longgar, berjalan dengan tenang di ruangan yang dulu dikuasai Sukma. Baginya, rumah ini sekarang adalah miliknya, dan ia berniat menegaskan itu.Namun bagi Farel, kehadiran Laura justru menambah sesak. Seakan-akan setiap langkah Laura di lantai marmer menghapus jejak Sukma, setiap napasnya menggantikan aroma wangi yang dulu begitu akrab. Dan di tengah semua itu, Farel hanya bisa duduk di sofa, lelah, pikiran kalut, memeluk barang-barang Sukma yang tersisa. Laura muncul dari balik pintu, tubuhnya
Last Updated : 2025-08-21 Read more