Tanpa pikir panjang, Steve melangkah keluar apartemen. Ia tidak membawa payung, tidak mengenakan jaket, hanya tubuhnya yang segera diguyur hujan deras. Jalanan apartemen tampak sepi, lampu-lampu padam, hanya sesekali kilat yang menerangi kegelapan. “Sukmaaa!” teriak Steve, suaranya parau diterpa angin dan hujan. Ia menuruni tangga darurat, menapaki setiap anak tangga dengan terburu-buru. Begitu tiba di lobi, matanya liar mencari. Tidak ada. Hanya genangan air, suara hujan, dan bayangan samar pepohonan di luar gedung. Steve berlari menembus hujan, kemejanya langsung menempel di tubuh. --- Di sisi jalan kecil dekat gedung, Sukma berjalan sendirian. Bajunya basah kuyup, rambut panjangnya menempel di wajah. Matanya sembab, langkahnya pelan tapi penuh tekad. Hatinya masih sakit, tapi semakin jauh ia berjalan, semakin hampa ia rasakan. Air matanya bercampur dengan hujan. Tidak ada yang tahu apakah ia menangis atau hanya kehujanan. Yang jelas, hatinya terasa seperti pecah ribuan
Last Updated : 2025-08-24 Read more