Malam-malam Sukma berubah menjadi neraka. Setiap kali lampu kamar dipadamkan, setiap kali ia mencoba memejamkan mata, bayangan itu datang. Wajah Kamila, pucat dan berkilau samar, muncul di sudut ruangan. Kadang hanya berdiri diam, kadang menatapnya dengan mata kosong, kadang tersenyum sendu. Senyum yang membuat Sukma semakin meringkuk ketakutan.“Maafkan aku…” bisiknya berulang kali, tubuhnya gemetar. Tapi bayangan itu tidak pernah menjawab. Hanya menatap, hanya hadir, membuat udara kamar semakin sesak.Gangguan itu berlangsung malam demi malam, hingga tubuh Sukma makin lemah. Ia kehilangan selera makan, matanya cekung, dan setiap pagi Farel hanya meliriknya sekilas sebelum pergi kerja. Tidak ada pelukan, tidak ada tanya. Seolah keberadaannya hanyalah penghuni asing di rumah besar itu.Sampai suatu malam, Sukma mengemudi sendirian, Namun hujan deras, jalan licin. Lampu mobil dari arah berlawanan menyilaukan matanya. Ia kehilangan kendali—*bruk!* Mobilnya menabrak pembatas jalan. Kepa
Huling Na-update : 2025-09-11 Magbasa pa