Aqeela dan Bramasta tiba di rumah. Keduanya berjalan masuk bersama. Menaiki tangga dengan nada yang sama.“Kamu mau kemana, Aqeela?” Bramasta memegang tangan Aqeela yang akan pergi ke kamar.“Kamarku,” ucap Aqeela.“Kamar kamu?” Bramasta memicingkan matanya. “Tidak ada kamar kamu lagi, Aqeela, tetapi kamar kita.” Bramasta menunjukkan pintu kamarnya. “Kamar itu kan untuk tidur bersama saja,” ucap Aqeela dengan polosnya. “Apa?” Bramasta menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Aqeela kamar bersama bukan hanya tentang tidur, tetapi semuanya,” jelas Bramasta.“Oh.” Aqeela mengangguk.“Ikut aku.” Bramasta menarik tangan Aqeela masuk ke kamarnya.“Aku mandi dulu. Tubuhku berkeringat dan kotor.” Aqeela melepaskan tangannya dari pegangan Bramasta dan langsung masuk ke kamar mandi.“Hm.” Bramasta melepaskan jas dan membuka dasi serta kancing kemeja. Dia suduk di sofa. Membuka ponsel dan memeriksa grup bisnis serta Perusahaan.“Halo, Nave. Ada apa?” tanya Bramasta menerima panggilan dari pengaw
Terakhir Diperbarui : 2025-08-24 Baca selengkapnya