Aqeela pulang ke rumah. Gantian Alina yang berada di ruang ICU dan Calizta masih dirawat di kamar pasien.“Sayang, kita tinggal di rumah ini ya.” Bramasta menggendong Aqeela turun dari mobil.“Rumah siapa ini?” tanya Aqeela.“Rumah kita juga. Aku jarang memakainya,” jawab Bramasta.“Silakan, Tuan.” Blade membuka pintu kamar. Wanita itu langsung keluar dan pergi ke tempatnya dan Nave.“Jadi, kamu tidak perlu naik turun tangga,” ucap Bramasta melepaskan sang istri di kasur.“Rumah kaca,” ucap Aqeela melihat sekeliling. Rumah dengan nuansa putih bersih sehingga terlihat terang tanpa ada campuran warna lain.“Ya. Ini baru selesai diubah kemarin. Aku memberi mereka waktu satu minggu,” jelas Bramasta.“Ini kursi roda baru yang bisa bergerak otomatis.” Bramasta menarik kursi roda dari sudut kamar.“Aku rasa tidak perlu. Lukaku sudah sembuh.” Aqeela mengangkat baju dan melihat perutnya. Ada bekas jahitan yang masih terlihat. “Perutku jadi jelek,” ucap Aqeela.“Tidak usah khawatir, Sayang. Aku
Last Updated : 2025-09-08 Read more