All Chapters of Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir: Chapter 141 - Chapter 150

Bramasta tidak melepaskan pelukan istri di dalam selimut. Aqeela pun tidak bersuara lagi. Dia menyembunyikan wajah di dada sang suami.“Apa masih mau?” tanya Bramasta mencium kepala Aqeela.“Mmm.” Aqeela memukul dada bidang Bramasta. Gadis itu masih sangat malu setelah menyadari dirinya sangat liar meminta sang suami untuk menyelesaikan permainan mereka agar segera mencapai puncak kenikmatan yang tidak mampu ditahan lagi. “Apa sakit?” Bramasta mencium dahi Aqeela dengan cukup lama.“Aku mau tidur.” Aqeela tidak menjawab pertanyaan Bramasta. Dia memeluk erat tubuh pria itu dan menempekan wajahnya pada dada bidang. Memejamkan mata dan mengunci mulutnya.“Aku mau menghilang dari dunia ini. Ini sangat memalukan. Aku tidak tahu bercinta benar-benar menyiksa. Bagaikan manusia yang candu pada narkoba dan butuh obat itu segera,” ucap Aqeela di dalam hati.“Tubuh bergetar. Pikiran kacau dan naluri bergerak sendiri. Meminta lebih. Ternyata bercinta benar-benar menjadi candu dan menggila ketika

Bramasta menarik Aqeela jatuh ke atas tubuhnya. Wanita muda itu benar-benar sedang melamun.“Aaahh!” Aqeela menatap Bramasta.“Kenapa kamu melamun? Apa menyesal dengan tadi malam?” tanya Bramasta.“Tidak.” Aqeela menggeleng cepat.“Lalu kenapa hanya diam saja? Coba merayu atau memanggiku dengan panggilan sayang.” Bramasta tersenyum.“Mmm.” Aqeela mengunci mulutnya. Dia benar-benar kesulitan untuk memanggil Bramasta dengan panggilan sayang.“Kenapa susah sekali?” Bramasta mencubit hidung mancung Aqeela.“Aaah. Aku belum terbiasa.” Aqeela mengusap hidungnya.“Supaya kamu terbiasa makanya harus dicoba setiap waktu,” tegas Bramasta. “Cobalah!” Bramasta menunggu Aqeela untuk membuka mulut dengan malu-malu.“Sa-yang,” ucap Aqeela memalingkan wajahnya. “Hahaha.” Bramasta tertawa. Dia menekan kepala Aqeela hingga mencium dadanya.“Kenapa kamu sangat menggemaskan.” Bramasta sangat ingin menggigit istri kecil dan mudanya.“Aqeela,” ucap Bramasta pelan. Dia membelai kepala Aqeela yang pasrah me

WARNING 21++++ Bramasta benar-benar bekerja di kamar. Hal yang hampir tidak pernah dia lakukan. Sebelum menikah dan jatuh cinta pada Aqeela, kamar hanya dijadikan tempatnya tidur. “Apa ini?” Bramasta terkejut melihat permintaan saingan bisnis. “Meminjam Aqeela? Apa mereka gila? Aqeela itu bukan barang. Dia istriku.” Bramasta mengepalkan tangannya dan melihat gadis kecil yang tidur dengan tenang. “Mereka pasti tahu bahwa chip pelindung yang aku gunakan di Perusahaan adalah buatan Aqeela. Robotik yang sempurna dan laris di pasar dunia.” Bramasta tersenyum puas. “Hasil karya Aqeela bahkan bisa mengembalikan kerugiaan yang disebabkan olehnya. Dia memberikan dua kali lipat keuntungan. Kamu benar-benar tambang berlianku, Aqeela.” Bramasta beranjak dari sofa dan naik ke kasur. “Kamu milikku dan hanya milikku. Tidak seorang pun boleh merebutnya.” Bramasta mencium pipi Aqeela dengan lembut. “Aaaahh. Setiap kali di dekatnya, aku benar-benar bergairah. Ini rasanya berhubungan intim. Benar-

Alina mendapatkan kabar bahwa Aqeela baru pulang dari Maladewa bersama Bramasta. Wanita itu benar-benar kesal. Apa yang didapat adiknya adalah Impian yang belum tercapai. Bulan madu bersama dengan suami idaman di pulau tersembunyi dengan biaya yang sangat mahal. Di sewa secara pribadi.“Kenapa Aqeela?” Kenapa kamu mendapatkan Bramasta? Kenapa harus pria paling diinginkan oleh ku dan wanita seluruh dunia?” Alina yang duduk di ruang kerja rumah sakit mengepalkan tangannya. Dia benar-benar marah.“Harusnya, mama membunuh Aqeela setelah dilahirkan agar dia tidak masuk dalam kartu keluarga papa Anggara sehingga tidak akan ada pertukaran pengantin seperti sekarang. Bramasta tidak aka nada pilihan lain selain diriku.” Alina menghela napas dengan berat.“Aqeela, kenapa kamu merebut semuanya dariku? Kenapa kamu tidak mati saja ketika disiksa mamaku? Apa karena aku memberinya makan dan minum sehingga Aqeela tidak kelaparan?” Alina benar-benar menyesali kepeduliannya kepada Aqeela ketika masih ke

Bramasta mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Dia benar-benar menatang maut untuk bisa segera tiba di tempat Aqeela.“Sial! Dokter Fauzan mengambil ciuman istriku!” Bramasta telah menerima video dan foto Aqeela di toko es krim.“Jika pria itu masih di sana. Aku akan memecahkan bibirnya.” Bramasta terus menarik gas motor. Dia menyalip setiap kendaraan yang ditemunya. Pria itu tahu motor lebih mudah untuk membelah jalanan sehingga meninggalkan mobil di Perusahaan.Motor Bramasta masuk ke dalam halaman toko. Pria itu berhenti tepat di depan meja Aqeela. Dia benar-benar mengejutkan semua orang. “Apa?” Semua mata tertuju pada Bramasta yang duduk di atas motor hitam. Dia melepas helm dan menatap pada Aqeela.“Om!” Aqeela segera berdiri. Dia benar-benar terkejut dengan kehadiran Bramasta yang mengendari motor.“Gila! Tampan dan keren.” Pujian terlontar dari bibir para pengunjung toko.“Apa dia Bramasta? Wajahnya tidak asing.” Para pelanggan mulai mengambil gambar.“Ya Tuhan. Benar-bena