All Chapters of Memikat Hati Istri ke-dua papa mertuaku : Chapter 31 - Chapter 40

Ningrum langsung menggamit lengan Bram dan ditariknya masuk ke dalam rumah. Vira sedari tadi melihat perilaku pasangan suami istri tersebut, Vira enggan berkomentar dia juga tidak protes malah langsung masuk ke dalam kamarnya.Vira tidak menantikan kehadiran Bram di kamarnya. Setelah mandi, Vira malah duduk di kursi dalam kamarnya untuk memeriksa soal-soal yang akan dia berikan pada murid di kelasnya besok.Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu di luar kamar disusul dengan langkah kaki masuk ke dalam. Vira tahu orang yang kini masuk ke dalam kamarnya adalah Bram.Bram mendekatinya lalu memeluk leher Vira dari belakang. Bram ikut menatap soal-soal di meja lalu menciumi pipi dan sisi leher Vira seraya meremas buah dada Vira dari bawah lengan Vira. "Masih sibuk?" Tanya Bram dengan suara berbisik lirih. Vira tidak menyahut dia hendak menyingkirkan tangan Bram dari kedua buah dadanya lantaran remasan kedua tangan Bram berubah menjadi remasan kuat dan ingin Vira melayaninya detik ini

Setibanya di rumah, Bram berniat ingin langsung pergi ke kamar utama untuk menikmati tubuh Vira seperti yang sudah dia bayangkan semenjak menjemput Vira tadi. Akan tetapi keinginannya itu tidak bisa berjalan dengan mulus lantaran Ningrum menyela.Bram baru saja turun dari dalam mobilnya, sementara Vira berjalan di sampingnya. Belum sampai menginjakkan kaki di beranda depan rumah tiba-tiba pintu ruangan utama terbuka. Ningrum berdiri di ambang pintu sambil menatap ke arah Bram dan Vira. Tatapan mata Ningrum tertuju pada lengan kanan Bram yang kini menggamit pinggang ramping Vira."Pa, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ujarnya pada Bram. Ekspresi Bram langsung berubah, yang tadinya kelihatan senang mendadak menatap jengah ke arah Ningrum."Mau ngomong apa?" Tanyanya."Kita ke ruang makan dulu, aku sudah menyiapkan makan malam, kalian pasti juga belum makan," ujarnya sambil tersenyum kaku. Ningrum mendahului Bram dan Vira ke ruang makan. Sampai di sana Ningrum segera mengambilk

"Papa hati-hati ya di jalan? Jangan kebut-kebutan, aku cemas," ujar Ningrum pada Bram sebelum Bram masuk ke dalam mobilnya. Bram hanya mengangguk lalu masuk ke dalam.Vira dan Adinda sudah berpamitan pada Ningrum. Adinda melambaikan tangannya ke arah Ningrum dari dalam mobil. Ningrum mengukir senyum sambil melambaikan tangan membalas lambaian Adinda.***Saat mereka tiba di kota Surabaya, Bram langsung menuju ke kediaman keluarga Renaldi. Mereka diperlakukan dengan sangat baik. Keluarga Renaldi terlihat ramah."Mari, silakan masuk ke dalam, mari Pak Bram," ujar Abdi Sasena, kakak Renaldi."Iya, mari silakan!" Tutur seorang wanita bernama Melati, dia adalah ibu Renaldi Prasetyo."Renaldi belum pulang, biasa anak jaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja." Melati membawa Bram, Vira dan Adinda menuju ke ruangan keluarga. Sejak tadi Melati dan Abdi menatap ke arah Vira dengan tatapan bingung. Bram tidak memperkenalkan Vira pada keluarga Renaldi karena sibuk membahas

Pada sore hari, Renaldi menyempatkan untuk menikmati makan malam bersama, tidak seperti biasanya pria itu lebih sering berada di perusahaan ketimbang di kediaman. Setelah makan malam Renaldi tampak berbincang-bincang dengan Adinda. Melihat pasangan itu mulai akrab, Bram dan keluarga Renaldi merasa lega.Renaldi dan Adinda masih mengobrol di ruangan keluarga."Rasanya lega sekali, melihat Renaldi bersedia menerima perjodohan ini membuatku tidak cemas lagi," ujar Melati, ibu Renaldi pada semua orang yang sedang duduk bersantai di sana."Ya, saya juga sangat bersyukur, akhirnya yang dicemaskan tidak terjadi, dua keluarga akan resmi mengikat hubungan," balas Bram.Semua orang tampak bahagia, kecuali Vira Astanti. Vira terlihat cemas sambil menggenggam gelas menggunakan kedua tangannya. Sebelum makan malam tadi, Renaldi meminta Vira bersumpah bahwa Vira harus bersedia menuruti keinginan Renaldi tentang hubungan terlarang antara mereka berdua. Renaldi ingin Vira terus melayaninya, hanya den

Ketika mereka tiba di Purworejo Ningrum langsung menyambut kedatangan Bram dan menggamit lengan Bram masuk ke dalam rumah."Papa pasti sangat lelah, aku tadi masakan makanan kesukaan Papa, kita makan dulu ya?" Tawar Ningrum pada Bram.Bram sama sekali tidak mendengarkan apa yang Ningrum katakan. Malahan tiba-tiba Bram teringat tentang kondisi Vira, dia tidak percaya kalau Vira masih belum bersih dari sisa-sisa darah akibat keguguran, sontak Bram langsung menarik lengannya dari genggaman tangan Ningrum dan menoleh ke arah Vira di belakang punggungnya.Adinda dan Vira sibuk membawa koper mereka masuk ke dalam rumah. Bram menatap Vira dengan ekspresi kesal."Biar aku saja! Angkat-angkat barang begini adalah tugasku, kenapa malah nggak minta tolong sama aku?" Omel Bram pada Vira.Bram dan Vira sudah pergi menuju ke kamar Vira.Ningrum termangu di tempatnya berdiri, saat Adinda pergi dengan kopernya dia segera menegur."Din, itu Papamu kenapa? Tumbenan dia kesal begitu?" Tanyanya."Ah, itu