“Apa kamu baik-baik saja? Galtero, jawab aku!” panggil Sofia, panik. Andai saja ia bukan baru melahirkan, mungkin akan turun dari ranjang dan menyadarkan suaminya.Pria itu tidak pingsan. Galtero yang dikenal gagah dan berwibawa kini terduduk di lantai. Mata birunya terpejam, bulir bening bercucuran membasahi pipinya.“Tuan, silakan ikut perawat kami.” Dua orang perawat wanita hendak memindahkan Galtero ke atas kursi roda. Namun, tiba-tiba saja pria itu bangkit berdiri. Badannya yang atletis tampak segar bugar. Sama sekali tidak terlihat sakit.Dari atas ranjang bersalin, Sofia menatap heran. Ia tak mengerti apa yang terjadi pada suaminya. Perhatiannya teralih saat dokter membaringkan bayi mungil di atas dadanya.“Selamat, Nyonya, Tuan. Anaknya laki-laki, organ tubuhnya lengkap dan sehat.”Refleks bayi itu mengisap putingnya yang menegang. Ia meringis merasakan setiap isapan yang menusuk sarafnya. Geli dan perih.Galtero terisak sekaligus terkekeh melihatnya. “Apa rasanya beda, Mi Amo
Terakhir Diperbarui : 2025-09-16 Baca selengkapnya