“Aku istirahat sebentar, kamu juga boleh tidur. Pasang alarm satu jam ke depan. Besok semua tumpukan map itu harus selesai,” ucap Reyvan pelan, matanya sudah berat, tubuhnya seolah dipaksa berdiri tegak padahal sudah terlalu lelah. Dia duduk di sofa dengan kepala bersandar lemas. Padahal ada ruang istirahat khusus. Yang penting sekarang adalah memejamkan mata, sebentar saja. Prama yang sudah terbiasa melihat bosnya keras kepala, hanya bisa menuruti. Dia memasang alarm dengan hati-hati, takut kalau mereka kebablasan tidur sampai pagi. Pekerjaan masih menumpuk, sementara tenaga mereka sudah habis terkuras. Baru saja Prama hendak memejamkan mata di kursi seberang, tubuhnya tiba-tiba tegap. Matanya membelalak menatap bosnya. Dahinya berkerut. "Ha?" Mulutnya ternganga. Ternyata baru sebentar memejamkan mata, Reyvan sudah mengigau. “Amber … Amber … Amber …,” lirihnya, sambil tersenyum samar, kedua tangannya seolah memeluk seseorang. Prama menggeleng kecil, hatinya jadi terenyuh. “Dasar b
Last Updated : 2025-08-23 Read more