“Kenapa masih di sana? Cepat kemari, Rey. Aku sudah ngantuk!” Suara Amber terdengar kesal, wajahnya merengut di ranjang besar itu.Reyvan berdiri tegak di tengah ruang kamar, menatap dengan sorot tajam khas CEO angkuh yang dingin. Wajahnya datar, tanpa ekspresi, aura ketusnya terasa memenuhi kamar.“Ehem! Apa kamu menungguku sejak tadi?” Suaranya berat, lirih. Tatapan tajamnya masih terpasang, tak bergeming.Amber mendesah berat, menahan dongkol. “Jelas menunggumu. Aku sampai sudah nyuruh pembantu untuk memanggilmu, tapi nggak ada yang berani.”Reyvan mengangguk kecil, lalu melangkah dan duduk di sisi ranjang. Bahunya yang bidang seakan menekan udara di sekitar.Deg! Begitu Reyvan duduk di sisinya, Amber malah salah tingkah. Wajahnya mulai panas.“Aku sudah datang. Sekarang katakan, kenapa kamu menungguku? Apa karena tidak bisa tidur?” ucap Reyvan dengan pesona suara beratnya.Amber menelan ludah, lalu menaikkan alisnya, bibirnya tersungging senyum tipis miring. “Bagus kalau kamu tah
Last Updated : 2025-08-18 Read more