Deandra mendesis, matanya berkilat geram. 'Sial, wanita ini selalu merusak rencanaku. Apa benar Reyvan sudah punya peluang kerja sama baru? Kalau sampai proyek ini gagal, Papa bisa banyak tanya. Meski tidak marah, tapi aku juga akan kena masalah,' batinnya. Amber menyelipkan senyum profesional. “Bagaimana, kapan kita mulai?” Deandra menyeringai, terpaksa mengalah. “Oke. Aku terpaksa meladenimu. Tapi tidak untuk lain kali,” sewotnya. Tanpa mereka sadari. Saat mereka berdebat sengit, pintu ruangan itu berderit lirih, hanya saja mereka tidak mendengarnya. Kini, pintu itu sedikit terbuka, cukup untuk mencuri dengar. "Ssttt ...." Hanya bahasa bibir. Lalu, disusul sorot mata tajam yang bergulir ke arah dalam. Ya, itu Reyvan yang tak tenang karena terus membayangkan keselamatan istrinya jika meeting dengan Deandra. Lalu, dia cepat menyusul setelah salah satu urusannya selesai. Sebenarnya, dia tak tenang bukan hanya karena Deandra yang begitu temperamen dan licik, tapi juga karena Amber y
Last Updated : 2025-09-12 Read more