Amber dan Reyvan sudah duduk di meja makan. Di atas meja tersaji roti bakar, telur ceplok, segelas susu hangat untuk Amber, dan secangkir kopi hitam untuk Reyvan.Sederhana, bukan? Tapi saat si tuan muda angkuh itu membuatnya, sudah menggemparkan seisi rumah. Untung saja saat itu istrinya tidak terbangun. Karena Reyvan terus menggeram dan teriak kesal saat telur yang dia buat gosong atau tak berbentuk cantik.Reyvan menarik kursi untuk istrinya. “Duduklah. Bagaimana, apa kamu terharu?”Amber duduk, matanya menatap hasil usaha suaminya. Dia mengangguk kecil, senyumnya tipis. “Amazing. Sungguh suatu kehormatan, bisa menikmati masakan tuan angkuh ini.”Reyvan mendecih kecil. “Istriku memang sangat manis.” Dia menyuap roti, matanya tak lepas dari wajah Amber.“Siang nanti kita akan ke rumah Opa. Apa kamu baik-baik saja?”Amber terdiam sesaat, lalu mengangguk. "Memangnya aku kenapa? Aku sangat baik. Aku terlalu tangguh untuk terus terpuruk. Tenang saja, Rey, kamu ini punya istri yang begit
Dernière mise à jour : 2025-09-19 Read More