"Apa kamu begitu takut kehilanganku, sampai kamu menerobos bahaya demi menyelamatkanku?" David menatap lekat wajah manis dan pucat itu. Dua tangannya merangkup wajah Irish, lalu menarik napas panjang."Mengapa aku harus menerobos bahaya? Aku tidak suka ada yang mengambil apa yang sudah aku tetapkan sebagai milikku. Aku ini pria yang terbiasa memegang kendali penuh. Ketika aku sudah mengklaim sesuatu, tidak ada seorang pun, termasuk nasib, yang boleh menariknya pergi dariku."Deg! Dada Irish berdenyut. Artinya, David sudah membuat hak milik di hatinya.Irish menelan ludahnya dengan deguban jantung menggila. Apalagi wajah David semakin mengikis jarak, hingga dia bisa merasakan hembusan nafas pria itu yang menerpa wajahnya.David mendekatkan wajahnya, sorot matanya yang terbiasa tajam seperti bilah pisau, kini melembut. "Dengar, aku pernah gagal. Gagal menjaga sepotong permata yang sangat berharga. Kegagalan itu meninggalkan rasa sakit yang belum sembuh sampai sekarang, Irish. Rasa saki
Last Updated : 2025-11-28 Read more