"Sedang apa kamu, Mika?!" Suara David membentak keras, menggelegar. Sorot matanya tajam, wajahnya garang.Mika tersentak hebat, tubuhnya gemetar. Dia buru-buru menegakkan bingkai foto yang baru saja dijatuhkan."Vid—eh, David! Aku—aku cuma ...." Mika tergagap, mencari alasan yang logis. Matanya liar, beralih dari David ke pintu, mencari celah untuk kabur.David mengangkat ponselnya dan menekan layar, sambil terus menatap tajam Mika. Dia menaikkan dua alisnya dan seketika bunyi alarm ruangan itu mati.Dada Mika bergetar. Jantungnya hampir lompat. Ternyata benar, ada alarm keamanan tersembunyi di ruangan itu. Dan sialnya, dia terjebak.Lalu, David menyeringai sinis, dia mengikis jarak, melangkah pelan ke tengah ruangan. Sorot matanya memancarkan tekanan."Cuma apa? Cuma mencoba membobol kantor orang lain di pagi hari? Atau cuma sedang menari di atas meja kerjaku? Kamu terlalu berani, untuk seorang dokter atau sekedar teman." David mendesis.Mika semakin gemetar, rahangnya mengatup.
Last Updated : 2025-12-10 Read more