"Bagaimana kalau kalian dengar dulu penjelasanku sampai selesai, baru setelah itu putuskan mau cerai atau nggak, gimana?"Gerakan Heidy terhenti, pandangannya curiga menatap Rexa.Sejak masuk rumah, tidak peduli semuram apa pun wajah mereka, pria itu tetap bersikap tenang dan sopan, seolah segalanya berada dalam kendalinya.Heidy mendengus dingin. Baginya, apa pun yang dikatakan Rexa tidak akan mengubah keputusannya. Pernikahan ini tetap harus dibatalkan. Namun dia ingin melihat, sejauh apa pria itu bisa bicara.Heidy menyilangkan tangan di dada, wajahnya terlihat kaku saat duduk di sofa.Godric menghela napas tidak sabaran. "Apa pun omong kosongmu, cepat katakan. Kami nggak punya waktu untuk berdebat di sini."Arlina menoleh ke arah Rexa, tidak yakin apa yang direncanakan pria itu."Pertama-tama aku ingin menjelaskan satu hal. Aku bukan orang sembarangan. Namaku Rexa, usia 29 tahun, penduduk asli kota ini, punya rumah dan mobil pribadi, dan saat ini bekerja di Fakultas Kedokteran Univ
Read more