Di ruang tamu yang disinari lampu hangat kekuningan, Arlina masih terduduk lemas di atas karpet, seolah belum sepenuhnya sadar dari ciumannya barusan dengan Rexa.Dari dapur, sosok yang tinggi dan tegap itu berjalan keluar. Dengan tangan yang memegang segelas air, dia menghampiri Arlina.Cahaya lampu menyelimuti tubuh gadis itu, membuat kulitnya tampak berkilau. Hidungnya mungil, bibir lembutnya berkilau samar dan sedikit merona di sekelilingnya. Rexa tahu, semua itu hasil perbuatannya.Rexa selalu dikenal dengan sifatnya yang tenang dan terkendali. Namun, tadi dia benar-benar kehilangan kendali. Dia terus mencium Arlina berkali-kali tanpa bisa berhenti. Dia sendiri juga tidak tahu apakah Arlina ketakutan karenanya.Rexa meletakkan gelas di hadapannya, lalu berkata lembut, "Minum air dulu."Suara itu membuat Arlina tersadar kembali dari lamunannya. Memang, tenggorokannya terasa kering luar biasa. Kalau sekarang Arlina menyentuh pipinya, kemungkinan besar masih terasa panas. Dia pun mer
Baca selengkapnya