Selesai berbicara, Rexa pun pergi. Arlina tidak terlalu memikirkannya, hanya melirik layar antrian untuk memperkirakan berapa lama lagi mereka harus menunggu.Tak lama kemudian, Rexa kembali. Wajahnya tenang saat bertanya, "Capek berdiri?""Masih kuat," jawab Arlina dengan jujur.Usia kehamilannya masih cukup muda, jadi dia masih bisa bertahan. Namun, wanita hamil tadi itu perutnya besar sekali, masih harus menggendong anak juga.Tiba-tiba, dua pria berseragam satpam masuk ke departemen kandungan. Arlina melihat mereka langsung berjalan ke arah beberapa pria yang duduk di kursi."Maaf, Pak, kursi ini disediakan untuk ibu hamil. Mohon pengertiannya," kata salah satu satpam.Meskipun tampak enggan, para pria itu tetap berdiri. Beberapa ibu hamil pun segera duduk, mengelus betis yang pegal, termasuk ibu hamil yang membawa anak tadi.Arlina punya firasat. Dia secara refleks menoleh ke arah Rexa. Rexa terlihat tenang, lalu menunjuk nomor telepon di dinding. "Benar, aku yang melapor."Arlina
Read more