All Chapters of Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari: Chapter 41 - Chapter 50

Arlina tidak menyangka Rexa tiba-tiba berhenti. Dia memandangi Rexa dengan ekspresi bingung.Rexa menarik lengan Arlina, lalu menggulung lengan bajunya dan membuka kepalan tangannya. Gerakan Rexa sangat tenang, tetapi tegas.Tampak bekas kuku di telapak tangan Arlina yang mulus. Arlina mendengar Rexa bertanya, "Kamu nggak rela, ya?"Arlina tiba-tiba merasa malu. Dia ingin menarik tangannya. Namun, sepertinya Rexa sudah menduganya. Dia menggenggam pergelangan tangan Arlina dengan erat sehingga Arlina tidak bisa bergerak.Rexa bertanya, "Kalau nggak rela, kenapa kamu menandatangani surat perdamaian?"Bulu mata Arlina bergetar. Rexa menegaskan, "Jawab."Arlina tidak bisa mengendalikan perasaannya lagi. Air matanya yang tak terbendung langsung menetes.Arlina menyahut, "Memangnya kenapa kalau aku nggak rela? Apa yang harus kulakukan? Selama ini, nggak ada yang mengajariku apa yang harus kulakukan.""Sejak kecil, orang tuaku selalu mengingatkanku wanita harus patuh. Jangan membuat masalah d

Entah apa yang dikatakan orang itu. Rexa berkata dengan tenang, "Cuma masalah sepele. Aku bantu istriku memberi pelajaran kepada pria berengsek."Arlina tercengang melihat tindakan Rexa.....Di dalam kantor polisi, Delmar yang dipukul hingga babak belur menunjuk Rexa yang tampak tenang dengan emosional. Delmar melapor, "Orang ini membalas dendam padaku. Dia nggak terima dengan cara penyelesaian polisi. Dia langsung pukul aku begitu keluar dari kantor polisi, lihat dia memukulku sampai babak belur."Delmar menunjukkan sifat aslinya, dia tidak terlihat "jujur" seperti tadi lagi. Sementara itu, Arlina merasa gugup. Sebelumnya dia masih mempunyai alasan. Sekarang dia tidak bisa beralasan lagi karena Rexa memukul Delmar terlebih dahulu.Arlina khawatir situasinya akan merugikan Rexa. Dia buru-buru membela, "Bukan. Dia yang ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Arlina langsung ditarik oleh Rexa untuk duduk di bangku. Dia mendongak dan memandangi Rexa dengan ekspresi bingung.Ekspresi Rexa

Ersya tertawa senang dan menimpali, "Oke, aku tunggu undanganmu. Nenekmu pasti senang sekali. Waktu mencarinya terakhir kali, dia masih mengomel karena ingin punya cicit secepatnya. Kalian harus berusaha lebih keras."Arlina merasa canggung untuk mengatakan sekarang dia sedang hamil cicit Keluarga Pariaman. Rexa juga tidak menjelaskan. Dia hanya mengiakannya, "Oke, Paman Ersya."Setelah mengantar Ersya, Arlina berdiri di tepi jalan. Dia baru merasakan semua ini tidak nyata. Malam ini, Arlina merasa seperti bermimpi. Emosinya naik turun.Sejak Ersya datang, situasinya langsung berubah drastis. Biarpun Delmar dan Bahran tidak rela, mereka juga sadar tidak mampu melawan tokoh hebat.Ditambah lagi, Delmar tahu hubungan Rexa dengan Ersya tidak biasa. Jika mempermasalahkan hal ini lagi, dia pasti celaka.Rexa menyelesaikan kasus pemukulan ini hanya dengan membayar kompensasi sebesar 500 ribu. Walaupun Delmar tidak menginginkannya, sikap Rexa sangat tegas. Ini adalah pertama kalinya Arlina me

Arlina langsung paham Rexa berbohong demi kebaikannya. Setelah mengeluarkan telurnya, Arlina merasa frustrasi.Akhirnya, Arlina bisa membuat sarapan. Namun, hasilnya sangat buruk. Demi menjaga harga dirinya, Arlina membantu dirinya sendiri menjelaskan, "Teknik memasakku benar-benar lumayan bagus. Kali ini nggak disengaja, besok aku buatkan sarapan lagi untukmu."Masalahnya di kulkas hanya tersisa 2 butir telur. Kalau tidak, Arlina bisa menggoreng telur lagi. Rexa bertanya sembari tersenyum, "Kenapa kamu bersikeras membuatkanku sarapan?"Arlina menggigit roti lapis tanpa telur sambil menyahut, "Aku mau berterima kasih kepadamu. Semalam untung saja kamu membantuku."Kalau tidak, Arlina pasti merasa sangat sedih setelah pulang. Dia hanya bisa bersembunyi di dalam selimut dan diam-diam menangis.Namun, tindakan Rexa membuat Arlina merasa cukup puas. Dia juga bermimpi Rexa memukul Delmar hingga berlutut sembari meminta ampun. Rexa sangat keren."Sudah seharusnya aku berbuat seperti itu. Kal

Rexa bertanya dengan santai, "Kamu mau mengecek identitasnya sampai kapan?"Sekarang Jazlan melepaskan Rexa terlebih dahulu. Dia tersenyum lebar dan berucap kepada Arlina, "Cepat duduk."Tatapan Jazlan tertuju pada perut Arlina. Rexa mengatakan Arlina hamil, tetapi belum terlihat jelas. Seharusnya usia kehamilan Arlina baru memasuki trimester pertama.Setelah duduk di depan meja makan, Jazlan memberikan menu kepada Arlina dan berkata, "Kamu mau makan apa? Coba lihat dulu."Arlina melambaikan tangannya sambil membalas, "Terserah. Kalian yang pesan saja."Jazlan tahu Arlina gugup. Dia juga tidak sungkan lagi dan langsung mengambil menu. Jazlan bertanya, "Ada yang kamu nggak makan?"Rexa menjawab terlebih dahulu, "Dia nggak bisa makan pedas. Pesan iga asam manis untuknya."Jazlan memelototi Rexa lagi. Sekarang Rexa begitu perhatian kepada Arlina, jadi kenapa waktu itu dia menghamili Arlina?Jika ibu hamil suka makan pedas, berarti bayinya berjenis kelamin perempuan. Jika ibu hamil suka ma