Suara helaan napas Jazlan terdengar. "Menurutku, keputusanmu masih terlalu gegabah," katanya.Rexa tidak menanggapi. Dia bangkit dan berkata, "Arlina sudah pergi cukup lama dan belum kembali. Aku akan menyusulnya."Baru saja dia melangkah, pintu tiba-tiba terbuka dan Arlina masuk."Nggak apa-apa, 'kan?" tanya Rexa lembut.Arlina tersenyum tenang. "Nggak, antrean toilet saja yang panjang.""Kalau semua sudah selesai makan, ayo berangkat," ucap Jazlan dengan nada santai. Dia menoleh pada Arlina. "Kak Arlina sudah kenyang?"Arlina mengangguk. "Sudah, terima kasih."Setelah membayar, mereka keluar restoran. Di depan pintu, Jazlan berpamitan. "Mobilku di parkiran luar, jadi aku nggak ikut. Jaga kesehatan, Kak Arlina. Semoga nanti melahirkan bayi laki-laki yang sehat. Sampai jumpa."Arlina tersenyum malu. "Sampai jumpa."Begitu Jazlan pergi, Rexa menunduk sedikit dan berkata pelan, "Ayo."Arlina mengikutinya, mengira mereka akan menuju garasi. Dia baru sadar ketika Rexa menuntunnya turun ke
Baca selengkapnya