Sore itu, mereka duduk berdua di teras rumah, ditemani senja yang perlahan meredup. Dara menatap Ari dengan mata penuh kehangatan, lalu bertanya pelan,“Ari, kamu ingat dulu waktu aku pertama kali datang padamu? Aku yang dianggap pembunuh mantan kekasihku itu...”Ari mengangguk, senyum kecil terukir di bibirnya.“Aku ingat betul. Semua orang sudah menjatuhkan vonis, tapi aku memilih mempercayaimu.”Dara tertawa ringan, “Lucu ya, dulu aku datang padamu sebagai klien yang dituduh, dan sekarang kamu adalah suamiku. Siapa sangka pengacara yang membelaku malah jadi pendamping hidupku.”Ari menatap Dara penuh rasa syukur, “Hidup memang penuh kejutan. Hukum tertulis mungkin jelas dan kaku, tapi hukum tak tertulis—yang mengatur cinta, takdir, dan perjuangan—itu yang paling rumit dan indah.”Dara menggenggam tangan Ari, “Aku bersyukur kamu yang membelaku, bukan hanya sebagai pengacara, tapi sebagai pria yang akhirnya memahamiku lebih dari siapa pun.”Ari membalas genggaman itu erat, “Aku juga.
Last Updated : 2025-05-31 Read more