Semua Bab Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin : Bab 41 - Bab 50

Leticia menatap kosong tv yang menyala. Bukan menikmati acara yang sedang ditontonnya, tapi otaknya justru terus memikirkan tentang video yang dikirim oleh Kylen. Video berisi adegan mesra antara dirinya dan Shanon yang tengah berbagi kenikmatan. Dadanya terlihat naik turun. Di bawah lampu hotel yang redup, air matanya menetes. Hatinya sakit, kecewa dan terluka. Namun, tak ada yang bisa mengobatinya. Entah sudah berapa lama Leticia diam dalam keadaan kacau seperti itu. Ponsel miliknya yang terus berbunyi bahkan tidak diliriknya sama sekali. Ponsel itu dia biarkan tergeletak begitu saja.Berbeda dengan Leticia yang dibalut kekecewaan dan rasa sakit, Kylen terlihat menemani Shanon menjalani sesi fisioterapinya. Kekasihnya itu banyak menunjukkan kemajuan. Shanon, sudah mulai bisa melangkah beberapa langkah tanpa berpegangan. Meski nanti wanita itu akan berhenti cukup lama usai melakukannya.Seulas senyum menghiasi wajah tampan Kylen ketika Shanon melemparkan senyum. Ia cukup senang kek

Leticia terperanjat. Matanya yang tadi hanya mengerjap, kini terbuka lebar. Jantungnya berdebar. Keringat dingin membasahi keningnya. Napasnya memburu, sosok Kylen yang dilihatnya ternyata hanya sebuah mimpi. Senyum kecut menghiasi wajah Leticia, menemani langkah kakinya beranjak dari kasur. Jari-jari lentiknya menyibak kelambu, membiarkan cahaya mata hari pagi masuk menerangi kamarnya.Dadanya terlihat naik seiring helaan napas panjang yang dihirupnya. Matanya menatap jauh menerawang kaca jendela kamarnya. Sudah 4 hari dia dan Kylen berpisah dan sialnya sekarang dia malah sakit karena terlalu memforsir pikirannya.Bergerak malas, dia melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Tujuannya saat ini adalah lemari es. Dia butuh sesuatu untuk membasahi tenggorokannya yang kering.“Astaga Ibu, dia benar-benar membuatkanku sepanci penuh bubur,” gumam Leticia saat melihat panci berisi bubur di atas kompor.“Apa ini bisa dihangatkan?” gumam Leticia ketika membuka penutup panci. Dia melupakan niat a

Kylen menelan ludahnya susah payah. Tingkah Leticia yang mencabik-cabik makanannya dengan sendok dan garpu, membuat bulu kuduknya meremang. Belum lagi bola matanya yang membulat sempurna. Sungguh saat ini Leticia jauh lebih menakutkan ketimbang setan.Dia sudah berusaha diam dan tidak memancing emosi wanita itu setelah pertanyaan terakhirnya berakhir tanpa jawaban. Bukan memberikan jawaban, Leticia justru memberikan hadiah rasa nyeri pada kakinya. Perempuan itu keluar dari kamar dengan menggunakan sepatu boot lalu menginjak kakinya keras-keras.Sakit? Tentu saja! Sampai sekarang dia masih bisa merasakan sakitnya.“Kenapa tidak makan? Apa masakanku tidak enak?” tanya Leticia dengan nada sedikit tinggi.Kylen menggelengkan kepala, meski nyatanya masakan Leticia memang tidak enak. Entah bagaimana istrinya itu memasak, yang jelas omelette buatannya sungguh tidak layak dimakan. Jika omelette ini diberikan kepada kucing atau hewan peliharaan lain, dia yakin mereka juga tidak akan ada yang

“Berhenti memprovokasi ku, atau aku kan melakukan hal yang tidak pernah kamu bayangkan!”Ettan menggeram kesal. Panggilannya ia putus sepihak. Kerutan di keningnya tercetak jelas. Ia baru saja menginjakkan kakinya di Malaysia, tapi sudah disambut oleh sesuatu yang membuatnya kesal.“Brengsek!” umpat Ettan.Kakinya melangkah keluar dari bandara. Ponsel yang tadi dia simpan di kantong celananya, dia ambil kembali.Ditempelkannya ponsel itu ke telinganya untuk menghubungi Leticia. Dia ingin memberitahu jika dirinya sudah berada di Malaysia. Namun, beberapa kali panggilan itu dilakukan, Leticia tidak menjawab.Taxi yang melintas membuatnya memilih mengakhiri panggilannya dan menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Alamat rumah sakit yang sudah diberikan oleh Leticia mempermudah tujuannya saat ini. Tanpa ragu dia meminta supir taxi untuk mengantarkannya ke rumah sakit dimana ayah Leticia dirawat.***Wajah Leticia memberengut. Tidak ada senyum yang menghiasi wajahnya. Kylen yang terus m

Ettan tersenyum simpul, tangannya yang tadi hendak menyentuh bahu Leticia, ia masukkan ke dalam saku celananya.Sikap Kylen yang terlihat posesif dan terlihat seolah begitu mencintai Leticia, membuat muak.Ia merasa pria itu terlalu egois. Dia bisa bersama dengan Shanon dan melakukan apapun sesuka hatinya, tapi tidak dengan Leticia.“Apa yang kamu lakukan,” protes Leticia meronta, berusaha melepaskan rengkuhan Kylen.Kylen semakin mengeratkan rengkuhannya. Sikap Leticia yang terlihat enggan disentuh, membuatnya semakin ingin menunjukkan kepemilikannya. Matanya masih menatap lurus Ettan, menyiratkan permusuhan. Namun, yang ditatap hanya mengulas senyum tipis seolah mencibirnya.“Apa kamu memang hobi berkeliaran di dekat istri orang,” sindir Kylen, mengabaikan protes Leticia.Ettan tersenyum samar. “Istri orang?” ulangnya meremehkan.Dada Kylen terlihat naik, tangannya yang bebas mengepal erat. Perubahan ini tentu dirasakan oleh Leticia. Perempuan itu dengan cepat mengambil alih. Dia