"Kakaaak! Perutku sakiiitttt!" teriak Silvi, suaranya bergetar menahan nyeri. Mendengar teriakan itu, Juna bergegas menuju dapur. Opa Angga menyusul di belakangnya, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Sakit kenapa, Dek? Perutmu kenapa?" tanya Juna cemas, tangannya dengan lembut menyentuh perut Silvi yang terasa tegang. Silvi meringis, air mata mulai membasahi pipinya. "Tadi Silvi habis cium kaosmu. Badanmu 'kan bau oli, Jun," tebak Opa cepat, dengan penuh keyakinan. "Sudah, sekarang kamu pergi mandi terus ganti baju. Soal Silvi biar sama Opa. Opa antar kamu ke rumah sakit ya, Vi?" tawarnya penuh perhatian, berusaha menenangkan cucunya. "Tapi aku sudah mandi, Opa. Kaosku pun baru kuambil di lemari," sahut Juna, kebingungan. Dia mencium sekilas bajunya, yang justru bau wangi detergen pakaian. "Perutku sakit bukan karena habis mencium kaos Kakak, Opa. Dan Kakak nggak bau oli kok," balas Silvi, mencoba menjelaskan di tengah rasa sakitnya. Dia tahu betul bau oli yang melekat pada
Last Updated : 2025-10-07 Read more