"Anggap saja kita akan bermain kuis, Mas," jawab Om Ipil, senyumnya terlalu lebar, nyaris seperti seringai. "Dan kebetulan kuis ini bertujuan untuk bagi-bagi rezeki saja, karena memperingati hari ulang tahun saya.""Benar, Mas, apa kata teman saya. Kami memang sering bagi-bagi rezeki ke orang lain, dan sekarang Mas lah yang sedang beruntung karena berhasil terpilih," tambah Om Upil, nadanya terlalu bersemangat, seperti seorang sales yang berusaha menjual produknya. Dia menepuk-nepuk pundak Juna, terlalu keras, seolah ingin memastikan dia tidak kabur.Juna terdiam sejenak, mencoba mencerna penjelasan kedua pria aneh itu. Otaknya berputar, mencari logika dalam situasi yang absurd ini. Jika memang benar alasannya karena ingin bagi-bagi rezeki, kenapa harus dengan cara seperti ini? Tapi, di sisi lain, dia sangat membutuhkan uang. Menolak rezeki sama dengan menolak pertolongan Allah."Baiklah, aku bersedia," jawab Juna, setelah bergelut dengan pikirannya. Dia mengambil keputusan dengan ber
Terakhir Diperbarui : 2025-09-21 Baca selengkapnya