Andara yang terkejut mendengar pertanyaan itu menatap Ananta dengan lebih intens. Mencari tahu apakah pria itu sedang bercanda atau serius. Tatapan Ananta tidak bisa dibaca. Tenang, datar, tidak menyiratkan gejolak emosi sekecil apa pun. Andara heran, bagaimana bisa ada orang yang menyimpan begitu banyak hal tapi tidak pernah sedikit pun menunjukkannya keluar?Apa Ananta lupa semua yang telah dilakukannya? Apa dia tidak ingat malam itu? Malam yang sampai detik ini masih membekas begitu dalam di hati Andara? Luka itu belum kering, bahkan rasanya masih basah, perih setiap kali tersentuh.Konyol sekali hidup ini.“Berteman? Setelah semua yang terjadi? Setelah semua yang kamu lakukan padaku?” lirih suara Andara, antara marah dan tidak percaya.“Aku bilang ‘berteman’, bukan karena aku ingin kembali, tapi karena aku menghargai apa yang pernah ada."Andara mengerjap, menahan perih yang menyeruak di dadanya. “Menghargai? Kamu
Huling Na-update : 2025-08-25 Magbasa pa