Andara terbangun dengan kepala berat, mata sembab, dan perasaan yang tidak baik-baik saja. Semalam, setelah pingsan ia mendapati dirinya di kamar rumah sakit lalu pingsan lagi setelah menyadari yang terjadi.Wajah Shankara adalah orang pertama yang dilihatnya. Kakaknya itu duduk di kursi di sisi tempat tidur Andara. Wajahnya terlihat lelah bercampur dengan khawatir. Mengetahui Andara sudah bangun, Shankara menggenggam tangannya."Dia udah nggak ada, Bang. Dia udah pergi," ujar Andara lirih. Bersama dengan itu matanya kembali menganak sungai yang menetes pelan-pelan."Udah ya, Ra. Dia udah di tempat terbaik. Kalau kamu terus nangisin dia dan sedih kayak gini, dia nggak akan tenang. Abang minta tolong ikhlasin semua yang terjadi. Ini semua sudah menjadi takdir Tuhan. Kita harus ikhlas, Dek.""Mas Nata pasti marah. Aku udah janji akan jaga diri dan anak kami baik-baik, tapi aku gagal." Andara terisak lirih."Dia nggak akan marah. Dia nggak berhak untuk marah," tampik Shankara. "Kamu uda
Last Updated : 2025-08-16 Read more