Di sisi lain, Landon yang berdiri di sana melihat Kezia. Mata hitam pekatnya langsung jatuh pada tubuhnya, menatapnya tanpa berkedip.Di bawah tatapan panas pria itu, jantung Kezia berdetak sedikit lebih cepat. Dia bergegas mendekat, hendak masuk ke ruang rawat, tetapi pria itu mengangkat kaki panjangnya, menghalangi jalannya. "Apa kata Haiden?"Kezia menggenggam resep di tangannya, tak berani menatap mata pria itu. Suaranya pelan. "Nggak apa-apa, cuma luka luar, sebentar lagi juga sembuh.""Hmm." Landon mengangguk. Namun, seolah teringat sesuatu, dia mengerutkan alis dan bertanya, "Sekarang, bisa kasih tahu aku siapa dua perempuan itu?"Kezia menjilat bibirnya dengan gugup, lalu ragu sejenak. Namun, setelah mengingat bahwa pria itu telah membantunya, akhirnya dia menyahut, "Ibuku dan kakak tiriku."Landon terkejut. Ternyata dia baru saja memberi pelajaran kepada ibu mertua dan kakak iparnya?Sudut bibirnya sedikit berkedut. Landon mengusap pelipisnya, menatap wajah samping Kezia yang
Baca selengkapnya