Senyum Anna yang semula terlihat menakutkan dan penuh aura pembunuh yang dingin, kini berganti menjadi genit saat matanya menangkap sosok Felix di ambang pintu. Mata merahnya perlahan menyusut. Namun cara dia menatap pria itu menjadi sedikit berbeda. Ada kilauan aneh di sana, semacam obsesi yang membara, dicampur dengan sesuatu yang lebih dalam dan lebih gelap.Tanpa membuang waktu, Anna bergegas mendekati Felix dengan langkah ringan, seolah tidak ada mayat yang tergeletak di lantai kamar. Dia memeluk suaminya tanpa malu-malu, tubuhnya menempel erat, seakan mencari kehangatan sekaligus kepemilikan."Sayang, pria itu mencoba mencelakaiku," bisik Anna dengan suara yang terdengar manja. "Jadi, aku membunuhnya. Kau tidak marah kan?"Tangan gadis itu mulai menyusuri kancing kemeja Felix dengan gerakan lambat. Bekas darah segar dari tangannya menodai bagian depan baju Felix, meninggalkan jejak merah yang mencolok di kain putih. Tapi Anna tidak peduli. Dia bahkan seperti tidak menyadarinya.
Última actualización : 2025-12-05 Leer más