Home / Romansa / Pengantin Dadakan Sang Mafia / Bab 184. Tak Perlu Takut Kalah

Share

Bab 184. Tak Perlu Takut Kalah

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-11-27 20:02:35

Ruangan itu berbau campuran parfum mahal, alkohol, dan asap tipis yang tersisa dari cerutu para pemain VIP. Suara mesin slot berdenting tanpa henti, disusul tawa pendek atau seruan kecewa para penjudi yang bernasib sial.

Caleb berjalan selangkah di depan Anna, bersikap sebagai pemandu jalan. Anna merasa seolah sedang dibawa memasuki sebuah dunia asing.

“Bagaimana? Ini tempat yang kuar biasa, bukan?” Caleb menoleh, mempelajari reaksi gadis yang dibawanya. Dia tahu kalau ini adalah pertama kalinya Anna mendatangi tempat seperti ini. Dari kesenangannya bertaruh, mungkin dia akan menyukainya.

“Sepertinya lumayan. Apa kita akan bermain?” Anna bertanya ragu.

Caleb tersenyum kecil. “Santai saja. Kau hanya perlu melihat-lihat dulu.”

Mereka berjalan melewati deretan meja kartu. Para petugas pembagi kartu atau dealer, bekerja cepat. Tangan mereka lincah membagikan kartu, sementara pemain sibuk menahan napas atau meraih tumpukan chip mereka.

Caleb berhenti di sebuah meja kosong dan menarik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
TrieeeE
up donk autor dah lama aku menunggu
goodnovel comment avatar
TrieeeE
siapa yg lebih cerdik dr ana...
goodnovel comment avatar
ELVIRA thoenger01
cepat lanjut, up date 20 bab sehari , jgn putus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 199. Tidak Ingin Berubah Menjadi Monster

    Saat kembali pada Anna, dia membawa sebuah kotak kecil yang terbuat dari logam. Dari dalamnya, Felix mengeluarkan sebuah pil yang terbungkus rapi. Hanya satu. Itu terlihat seperti sebuah pil lunak biasa yang bisa ditelan tanpa menggunakan air. Tidak ada tanda khusus, tidak ada simbol, bahkan tidak ada tulisan kecil yang bisa menunjukkan asal-usulnya.Awalnya Anna mengira akan melihat sebuah pil yang unik. Nyatanya ini hanya terlihat seperti obat sakit kepala biasa yang bisa dia beli dengan mudah di toko terdekat. “Kurasa aku lebih memilih untuk tidak mengingat lagi semuanya jika itu akan membuatku menjadi monster,” ujar Anna dengan suara penuh keyakinan. Tiba-tiba dia teringat. “Apakah aku yang membunuh Caleb?” Dia merasakan kengerian yang berulang mengalir ke seluruh tubuhnya. Perasaan mual itu kembali datang dengan kuat, membuatnya harus menekan perutnya dengan kedua tangan. Felix hanya bisa mengangguk tak berdaya. “Astaga!” Anna menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, “

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 198. Identitas Sejati Anna

    “Seperti yang sudah kau lihat di video.” Mata Felix tertuju pada wajah Anna yang penuh dengan kebingungan.“Apa yang terjadi malam itu? Bagaimana aku bisa berada di sana?” Anna tidak punya ingatan apa pun tentang tempat asing itu. Suaranya sedikit bergetar, dan dia mengusap-usap kedua lengan dengan cepat, merasakan hawa dingin yang merambati kulitnya.Malam itu dia pergi ke kamar mandi dan tiba-tiba pandangannya gelap saat kembali dari sana. Esok paginya dia sudah berada di ranjang Felix di kediaman Harrington. Dia pikir tidak ada sesuatu yang luar biasa yang terjadi. Hanya mabuk biasa. Hanya kehilangan kesadaran sebentar. Tapi sekarang, ekspresi wajah Felix yang serius membuatnya menyadari bahwa dugaan itu jauh dari kebenaran.“Malam itu kau diculik.” Felix pun menceritakan semua yang terjadi di malam itu. Dia mulai menjelaskan bagaimana Silvia kehilangan Anna saat menyusul ke kamar mandi. Bagaimana mereka melacak jejak Anna hingga sampai ke sebuah villa di pinggiran kota . Bagai

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 197. Gadis di Dalam Video adalah Dirinya

    Video itu sudah berjalan beberapa menit. Saat Anna mulai menontonnya, dia menyaksikan seorang gadis mulai membunuhi beberapa pria. Cara gadis itu menghabisi mereka adalah sebuah adegan yang tidak pernah terbayangkan oleh Anna sebelumnya. Setiap gerakan gadis itu terlihat terlatih, tidak ragu-ragu. Dia menggenggam leher salah satu pria dengan satu tangan, mengangkatnya setinggi pinggang sebelum menusukkan jari-jari ke dalam perut pria itu. Darah keluar deras, menetes dari celah jari-jari, dan pria itu terkejut tanpa bisa mengeluarkan suara sebelum tubuhnya tergeletak mati di lantai.Bagaimana bisa para pria itu dikeluarkan isi perutnya hanya dengan menggunakan tangan kosong? Anna menutup mulutnya dengan kedua tangan, napasnya terhenti sejenak. Dia tidak bisa memindahkan pandangannya dari layar, meski setiap detiknya terasa seperti menusuk jarum ke dalam kepalanya.Darah menetes-netes dari tangan gadis itu. Sementara darah juga menggenangi lantai marmer tempat beberapa mayat tergeleta

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 196. Terima Kasih

    Felix masih dalam posisinya yang menunduk di atas Anna."Kau hampir jatuh tadi. Aku menyelamatkanmu. Jadi, kau harus berterima kasih." Mata Felix menatap bibir merah ceri di depannya dengan keinginan yang jelas.Anna menelan ludah. Pemandangan di atas sana begitu menggoda. Hanya beberapa senti, dia bisa menyentuhnya."Terima kasih." Anna berkata cepat, tidak ingin berlama-lama dengan pikiran liarnya.Kata-kata itu melompat keluar dari mulut Anna dengan tergesa-gesa. Lalu dia bergerak cepat, melepaskan diri dari posisinya dan berlari ke kamar mandi tanpa menoleh ke belakang.Bukan itu yang diharapkan Felix. Tapi Anna terlanjur melarikan diri.Felix menatap bagian kasur yang kosong di bawahnya. Dia baru tahu kalau Anna juga bisa menjadi pemalu. Dan itu membuatnya menjadi makin imut dan manis.Sebuah senyum lembut muncul di wajah Felix. Senyum yang jarang terlihat. Di dalam kamar mandi, Anna bersandar pada pintu. Wajahnya merah padam. Jantungnya berdetak seperti orang habis lari marato

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 195. Membuat Siapa pun yang Melihatnya Terharu

    Anna bangkit dari kursinya. Dia berdiri di depan Rosa dengan mata penuh harap. Tangannya memegang kedua bahu wanita itu. Rosa bisa bicara. “Katakan sesuatu, Rosa. Apakah kau pernah melihat ayah?”Rosa menggeleng lagi. Tangannya masih menutupi mulutnya. Matanya masih dipenuhi kejutan."Kau pasti tahu sesuatu," desak Anna.Anna tidak mau menyerah. Dia mendekatkan wajahnya pada Rosa. Matanya menatap tajam pada wanita tua itu. Tangannya masih memegang bahu Rosa dengan erat."Tidak—" Satu kata itu melompat ke luar dari mulut Rosa, terdengar pelan dan agak serak.Kata itu keluar begitu saja. Rosa sendiri tampak kaget mendengar suaranya sendiri. Suara yang tidak dia dengar dari mulutnya sendiri selama bertahun-tahun. Suara yang hampir dia lupakan bagaimana rasanya mengeluarkannya."Rosa, suaramu kembali!" Anna tidak bisa menahan kegembiraan. Dia memegangi kedua lengan wanita itu.Anna memeluk Rosa dengan era

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 194. Apakah Wajah Ayahku Sangat Jelek?

    Rosa bergerak dengan tergesa-gesa. Lututnya tampak kaku saat dia bangkit dari posisi jongkok. Tangannya menepuk-nepuk rok yang dipakainya berkali-kali meskipun kotoran tidak banyak menempel. Wajahnya yang penuh kerutan tersenyum lebar melihat Anna.Dia memang sudah lama menjadi bisu. Konon sejak kepergian ibu Anna dulu. Ketika Anna datang pada keluarga ini, Rosa memberitahu Anna kalau dia mirip dengan ibunya dalam cara yang susah payah untuk Anna mengerti.Dulu Rosa mencoba berkomunikasi dengan Anna menggunakan gerakan tangan yang rumit. Mengusap pipi Anna dengan lembut sambil mengangguk-angguk. Mata tuanya berkaca-kaca setiap kali melihat Anna. Seolah melihat bayangan seseorang yang sangat dirindukan."Ke mana orang-orang?" Anna melihat sekeliling.Kedua tangan Rosa bergerak di udara, menunjuk ke arah jalan, lalu membuat gerakan mengemudi. Kemudian menunjuk matahari dan menggerakkan jari-jarinya seolah menunjukkan waktu. Anna tidak sepenuhnya men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status