Mata Olivia bergetar hebat. Kini dia menangis tanpa isakan, tapi air mata mengalir deras.Sentuhan Arkana kali ini lebih intens tapi terkendali, tidak ada gerakan yang impulsif, tidak ada kehilangan kontrol. Setiap gerakan dikalkulasi dengan presisi seorang CEO yang terbiasa mengatur segalanya. Dia menelusuri tubuh Olivia seperti sedang membaca dokumen penting, seperti sedang memeriksa aset yang mengecewakan."Kamu milikku," bisiknya di telinga Olivia, suaranya berbahaya, lembut tapi penuh ancaman. "Secara hukum dengan cincin di jarimu. Secara sosial dengan gelar Istri Arkana yang kamu sandang. Dan malam ini, aku akan memastikan kamu mengingat itu, bahwa tidak peduli apa yang kamu lakukan, kemana kamu lari, siapa yang kamu khianati, kamu tetap milikku."Tangannya mencengkaram leher Olivia tidak keras, tidak menyakiti, tapi cukup membuat Olivia tidak bisa bergerak, tidak bisa melindungi diri. Posisi yang sangat rentan. Posisi penyerahan total."Arkana, kumohon..." Olivia menangis, tubu
Huling Na-update : 2025-10-14 Magbasa pa