Sinar matahari pagi menembus celah tirai yang tidak tertutup rapat. Hangatnya menyapu kulit Kana, memaksa kelopak matanya yang berat untuk terbuka. Kepalanya berdenyut, rasa pahit alkohol masih melekat di tenggorokan. Ia mengerang pelan, mengangkat tangan menutup mata yang silau.Sesaat, pikirannya kosong. Lalu perlahan, aroma samar parfum feminin yang masih tertinggal di bantalnya menyusup ke inderanya. Itu bukan aroma asing, parfum wanita yang selalu dalam pelukannya.Kana bangkit setengah duduk, tubuhnya masih telanjang di balik selimut. Matanya menyapu ruangan. Dress perempuan tergeletak di lantai, kancing kemejanya sendiri tercerai-berai, dan penuh kertas berserakan.Dan kemudian, bayangan semalam menyeruak. Semua itu seperti potongan teka-teki yang samar. Sentuhan kulit, desahan berat, sofa yang berderit, suara lirih yang memohon “Lupakan semuanya, Kana… hanya ada aku malam ini.” Napasnya tercekat.Sabrina tengah berdiri dengan rambut tergerai, masih mengenakan dress yang semala
Last Updated : 2025-08-28 Read more