Fattah masih duduk terpaku di kursi, menatap putrinya yang terbaring lemah di ranjang. Lampu redup kamar membuat wajah Riri tampak lebih pucat, seolah sinar hidupnya perlahan memudar. Ada rasa bersalah yang menumpuk bertahun-tahun, bercampur marah pada Damian yang menyeret Riri dalam rencana gila, marah pada Kana yang telah menyakiti putrinya, dan lebih dari itu, ia marah pada dirinya sendiri. Karena semua ini, akar dari luka Riri, adalah dirinya sebagai ayahnya.Ia bangkit perlahan, berjalan ke arah jendela. Tangannya menggenggam kusen kayu dengan rahang mengeras. Matanya menatap kosong ke luar, ke gelapnya malam yang hanya diterangi lampu jalan. Suaranya keluar dengan berat, tercekat, tapi penuh ancaman nyata.“Kalau Candra tahu kamu yang menyerahkan berkas itu pada Damian…” suaranya patah di ujung. “…nyawamu tidak akan aman, Riri.”Riri memejamkan mata, pasrah. Tubuhnya terlalu lemah untuk menegakkan kepala. Namun, bibirnya masih menyisakan senyum getir, sinis, yang terasa menohok
Last Updated : 2025-08-23 Read more