Rumah besar itu terasa seperti gua kosong ketika Kana membuka pintu dan melangkah masuk. Udara dingin langsung menyergapnya, seperti menyambut dengan keheningan yang menyesakkan dada. Lampu-lampu temaram di lorong panjang itu menyinari dinding putih yang bersih, terlalu bersih, seolah tak ada kehidupan di sana. Biasanya, rumah itu terasa hangat karena aroma masakan Riri atau sekadar bau parfum lembutnya yang tertinggal di udara. Kini, hanya suara detak jam dinding yang terdengar, lambat dan teratur, tapi entah kenapa terasa menusuk telinga.Kana melepas jasnya dengan gerakan lesu, meletakkannya di sandaran kursi dekat pintu. Pandangannya jatuh pada ruang keluarga. Sofa abu-abu di sudut ruangan tampak rapi, seperti belum pernah disentuh. Dulu, itu adalah tempat favorit Riri, ia sering meringkuk di sana, selimut tipis membungkus tubuhnya, sambil menonton drama favoritnya atau sekadar membaca novel.Kana melangkah mendekat, meraba bantal sofa yang dingin. Ia ingat betul, terakhir kali me
Last Updated : 2025-09-03 Read more