Langkah Ariana bergema pelan saat hak sepatunya berbenturan dengan lantai marmer mahal. Jemarinya pun menyentuh kain beludu yang menyelimuti sebagian dinding lorong tempatnya berjalan. "La Salle Comune," ucap Hubert si pemandu. "Seperti yang kau lihat, beberapa orang sudah berkumpul dan melakukan pemanasan." Suara denting gelas beradu, suara berbisik, suara tawa, bahkan suara desahan terdengar beriringan, di antara sofa merah yang dibentuk melingkar. Suaranya tidak keras dan tidak mengganggu siapa pun, tapi itu membuat Ariana menarik napas panjang. Beberapa lelaki yang menurut Ariana bukan dominan, berlutut dengan wajah tersenyum. Lebih banyak lagi perempuan dengan pakaian minim. Sementara para dominan, duduk di atas sofa. Untungnya Hubert di pemandu segera beranjak ke bagian belakang. Di sana, ada lorong yang pintu masuknya di tutupi dengan kain merah. "Ini La Chambre de Verre, kamar berjendela." Hubert mengatakan itu, sambil m
Last Updated : 2025-08-05 Read more