“Lepas … Yaros, lepaskan aku!” serunya dengan suara parau di sela-sela ciuman yang memaksa. Tangannya menekan dada Yaros, mencoba melawan, tetapi kekuatannya justru melemah ketika merasakan detak jantung pria itu yang berpacu cepat.Tubuhnya bergetar hebat. Otaknya menolak, hatinya memberontak, tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang justru berkhianat—sesuatu yang membuat kulitnya panas, darahnya mendidih, dan bibirnya tak lagi sekaku sebelumnya.Ciuman yang awalnya brutal, perlahan berubah ritme. Nadine tak sadar kalau tubuhnya mulai bereaksi, merespons tanpa seizin logikanya. Nafasnya tersengal, matanya terpejam, dan alih-alih mendorong, tangannya kini sekadar bertahan di dada Yaros, setengah ragu untuk benar-benar menjauh.Air mata masih membasahi pipinya, membuktikan bahwa batinnya menolak habis-habisan. Namun tubuhnya … tubuhnya justru tenggelam dalam arus yang tak bisa ia kendalikan.“Yaros … hentikan … tolong …,” suaranya bergetar, setengah lemah, setengah memohon, namun ciuman i
Last Updated : 2025-09-10 Read more