Semua Bab Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku: Bab 31 - Bab 40

Elroy tersenyum dan mengecup bibir Rhea ringan. Ia tidak mengatakan bahwa apa yang dikatakannya baru saja benar benar serius. Rhea tertegun sejenak, melirik pintu sejenak. Dirasa aman, Rhea tidak lagi malu atau menjaga jarak dan mencium Elroy dengan intens. Entah sudah berapa lama, Rhea merasakan sedikit rasa dingin di jari manisnya. Ketika ia membuka mata dan menoleh, ia melihat sebuah cincin indah tersemat di jari manis tangan kirinya. Matanya membelalak tak percaya, menatap Elroy dengan tatapan terkejut. "Apa ini? Cincin pernikahan?" Tanya Rhea dengan nada gembiranya. Elroy menganggukkan kepalanya, ia mengulurkan tangannya dengan isyarat. Rhea yang sedang asik menonton cincinnya, tersenyum melihat hal ini. Ia mengambil cincin pria dari dalam kotak cincin dan memasangkannya pada jari manis tangan kiri Elroy. Kedua tangan itu di sandingkan, cincin pernikahan yang sederhana namun mencolok itu begitu indah. Jantung Rhea berdebar kencang menatap lekat pada cincin pernikahan di jar

Karena wawancara telah selesai, kameramen juga segera nematikan kameranya. Elroy beranjak dari tempat duduknya dan mengancingkan kancing jas nya. Berjalan dengan langkah ringan menghampiri Rhea yang duduk disana. Rhea juga segera mematikan handphone nya. Ia tersenyum pada Elroy yang menghampirinya. Rhea bahkan membuka kedua tangannya memberi isyarat meninta pelukan pada Elroy. Elroy sedikit membungkukkan badannya yang tinggi kemudian meraih Rhea dan memberinya pelukan sambil berkata, "Kamu sudah menunggu lama, ayo kembali." Ekspresi semua orang nampak sangat menarik, terpaku dan terkejut melihat Elroy dengan interaksi hangatnya. Pertanyaan besar perlahan timbul dalam hati mereka. Mengenai siapa wanita itu . Memakai topi dan masker, ini bukan kali pertama mereka melihatnya dan sekilas semua orang tahu bahwa wanita ini masih sangat muda. Bahkan lebih muda dari apa yang mereka pikirkan. Sementara semua orang terpikat pada rasa penasaran mereka, Elroy dan Rhea sudah berjalan kelu

Pada saat ini, sekretarisnya tiba tiba memberikan undangan digital pada Elroy. Ketika Elroy membukanya, itu adalah undangan untuk menghadiri pertunangan Anastasia dengan seorang putra Duke Kerajaan.Menyipitkan matanya, Elroy mengalihkan perhatiannya pada Rhea yang baru saja keluar kamar mandi dan bertanya dengan ragu. "Aku mendapatkan undangan pertunangan dari Anastasia. Apa kamu ingin hadir?" Tanya Elroy."Bukankah kamu yang diundang, kenapa kamu bertanya padaku?" Ucap Rhea sambil mengernyitkan alisnya. Tentu saja, ia tidak melupakan nama ini. Elroy tersenyum, ia menarik Rhea jatuh dalam pangkuannya. Membelai lembut dahi Rhea hingga kerutan di antara kedua aslinya menghilang. "Aku hanya bertanya, tapi kamu sudah kesal. JIka kamu tidak ingin hadir, aku tidak akan hadir. Ini hanya pesta pertunangan." Ucap Elroy dengan santai."Karena sudah ada undangannya, tidak baik jika kamu tidak menghadirinya." Rhea berkata seraya bangkit dari pangkuan Elroy."Baiklah, kalau begitu aku akan menyi

Sepanjang perjamuan, Elroy benar benar selalu menemani di sisi Rhea. Ia tidak pernah pergi dari sisi Rhea sedetik pun. Ketika musik dansa di putar, Elroy meraih tangan Rhea dan menariknya di atas lantai dansa. Kali pertama Rhea berdansa, ia berdansa cukup baik di bawah ajaran Elroy. "Aku akan pergi ke kamar mandi sebentar." Ucap Rhea sambil melepaskan diri dari pelukan Elroy. Senyumannya sangat menawan, Elroy yang memegang pinggang tipis dan lembut Rhea merasa enggan untuk melepaskannya. "Mau ku temani?" Elroy bertanya dengan khawatir. Rhea terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Ia mengecup singkat bibir Rhea sebagai bentuk bujukan untuk pria itu. "Aku tidak mabuk, aku hanya ingin sedikit membilas wajah." Ucap Rhea kemudian berbalik dan berjalan menjauh dari Elroy. Di kamar mandi, Rhea membasuh wajahnya dengan air dingin. Menatap dirinya sendiri di depan cermin dan menghela nafas. "Aku memang tidak cocok dengan pesta seperti ini. Sangat melelahkan." Ucap Rhea pada dirinya sendiri.

Siang hari pada hari yang baru. Matahari bersinar terang di atas langit biru. Rhea dan Elroy baru saja turun dari jet pribadi Elroy yang baru saja mendarat di bandara kota. Melihat suasana yang familiar, udara yang familiar tentunya juga pemandangan yang familiar. Rhea meregangkan tubuhnya dan menggeliat, menyipitkan matanya dengan gembira. "Akhirnya kembali juga!" Ucap Rhea sambil meraih lengan Elroy dengan mesra. Keduanya saat ini mengenakan pakaian couple. Elroy mengenakan celana cargo hitam panjang dan sweater putih dengan bordiran hitam wajah Rhea di dadanya. Sementara Rhea mengenakan celana cargo putih panjang dan sweater hitam dengan bordiran putih wajah Elroy. Tentu saja pakaian ini dipesan secara khusus oleh Elroy. Pengerjaannya Dilakukan oleh tim terbaik dan oleh bahan bahan terbaik. Nyaman digunakan dan tidak gatal. Waktu dalam hitungan bulan juga berlalu, musim gugur sudah terlewati dan kini memasuki musim dingin. Meski keduanya mengenakan sweater, rasa dingin itu masi