Lahat ng Kabanata ng Hasrat Liar Suami Wasiatku: Kabanata 111 - Kabanata 120

Jantung Darren memacu kencang melihat pria itu lagi. Pria botak bertubuh gempal yang sangat familiar. Tentu saja Darren tidak pernah mengenal nama itu, tapi Darren ingat betul wajah itu. Pria brengsek yang pernah berusaha melecehkan Laura di klub malam dan Darren menghajarnya. Rahang Darren mengeras. "Kau!" geram Darren penuh amarah sampai Oscar membelalak kaget. "Ada apa dengan sikapmu, Darren?" geram Oscar yang masih berusaha tetap sopan. "Selamat siang, Pak Bono. Aku Oscar dan ini Darren, pimpinan Luxterra." Pak Bono sendiri yang melihat Darren pun puas sekali. Akhirnya ia bertemu lagi dengan satu-satunya orang yang pernah memukulnya dalam hidup. Pak Bono tidak terima. Ia punya segalanya dan semua orang tunduk padanya, tapi seorang pria muda malah menghajarnya. Tentu saja waktu itu Pak Bono menggebu ingin mendapatkan Laura kembali, tapi begitu tahu identitas pria yang memukulnya itu, Pak Bono mengubah targetnya.Saat itu, secara kebetulan, Langit Biru perusahaan milik Pak Bon

"Katakan padaku apa itu benar, Darren? Pimpinan Langit Biru adalah Pak Bono, pria gempal yang dulu berusaha melecehkan aku di klub malam?" Laura terus menunggu Darren pulang hari itu dan begitu Darren pulang, ia langsung menariknya ke ruang kerja sampai Winny begitu penasaran apa yang mereka lakukan. Laura menatap Darren dengan berapi-api di dalam ruang kerja itu, sedangkan Darren malah menatap Laura tidak percaya karena ia tidak berniat memberitahu Laura sama sekali. "Itu ... bagaimana kau tahu?" "Tidak penting aku tahu dari mana, Darren! Katakan padaku apa itu benar? Pak Bono adalah pimpinannya? Lalu apa yang dia inginkan? Kau bertemu dengannya kan? Kau juga memukulinya di kantornya. Apa yang terjadi, Darren?" "Laura, bagaimana kau bisa tahu tentang itu?" "Gosip itu sudah menyebar di kantor. Ada karyawan Langit Biru yang melihat perkelahian itu dan menyebarkannya." "Sial!" geram Darren yang tidak menyangka berita ini begitu cepat tersebar keluar. Darren terus menggeram marah

"Kami menemukan rekaman CCTV kedatangan material yang tidak ada di jadwal, Pak." Darren dan Oscar begitu sibuk hari itu di lokasi proyek. Anak buah kepercayaannya yang menyelidiki semua di proyek akhirnya mendapatkan hal janggal. Bukti bahwa material itu disusupkan pun sudah dikantongi. "Ini dia masalahnya. Mobil ini bukan milik kita. Sopir ini bukan sopir kita. Dan material ini juga bukan dari kita. Ini rekayasa. Apa lagi yang kau temukan?" "Ada gerakan mencurigakan dari beberapa korban, Pak. Mereka seperti sudah di briefing. Aku sudah memeriksa rekaman CCTV yang sangat banyak dan akhirnya aku menemukan beberapa kejanggalan ini." Memeriksa semua rekaman CCTV dari berbagi sudut memang tidak bisa cepat, tapi Aan, orang suruhan Darren akhirnya berhasil menemukan kejanggalan yang terjadi sekitar satu minggu sebelum kejadian. Terlihat sopir asing itu berbicara dengan mereka. Beberapa gerakan mereka juga mencurigakan. Kelima orang yang menjadi korban proyek itu juga selalu bersama. Sa

"Darren!" Oscar yang menyusul Darren akhirnya tiba bersama polisi. Mereka melihat bagaimana Darren yang saat itu sedang dikeroyok oleh dua orang dan Oscar langsung menyelamatkan Darren. Para polisi pun dengan sigap menangkap para anak buah, termasuk Pak Bono yang sudah babak belur waktu itu. "Apa ini? Lepaskan aku! Aku tidak bersalah! Aku yang dipukuli, mengapa aku yang malah ditangkap?" teriak Pak Bono. "Silakan jelaskan di kantor polisi saja, Pak!" "Sial! Kalian akan menerima balasannya! Aku bersumpah! Lihat saja!" teriak Pak Bono tanpa henti, tapi polisi tidak mengijinkannya banyak bicara lagi karena semua orang langsung diringkus bersamaan. Oscar sendiri langsung menyusul polisi, sedangkan Darren langsung menghampiri Laura yang masih duduk di lantai. "Laura, kau tidak apa kan? Apa yang dia lakukan padamu?" Darren menatap Laura dengan begitu serius, sedangkan Laura sudah begitu terharu. Laura pun langsung memeluk Darren dengan erat dan Darren sendiri balas memeluknya. "Aku

Sebuah konferensi pers digelar di lobby sebuah hotel mewah keesokan harinya. Pak Bono hadir sebagai korban dari Darren dan perusahaannya. Pak Bono pun sengaja menunjukkan lebam di wajahnya sebagai bukti penganiayaan. Ia ingin menjerat Darren dengan banyak pasal yang berat. Ia sendiri sengaja membuat semuanya menjadi viral sampai begitu banyak wartawan bisnis datang untuk mendengar klarifikasinya hari itu. "Selamat pagi semua! Terima kasih yang sudah datang ke sini untuk mendengarkan kebenaran berita simpang siur yang terjadi beberapa hari ini." "Aku Bono, pimpinan Langit Biru resmi menggugat Darren Pratama dan Luxterra karena perbuatan tidak menyenangkan, penganiayaan, pencemaran nama baik, dan pelanggaran kontrak yang membahayakan nyawa." "Kalian lihat sendiri! Aku membawa hasil visum dan bekas lebam di wajahku. Dia menganiaya aku bukan hanya satu kali, tapi beberapa kali. Modusnya tentu saja tidak terima karena digugat, dia masih tidak merasa bersalah dan menolak minta maaf," im